NEW YORK – Berdasarkan data dari Johns Hopkins University, jumlah kematian akibat virus Corona (Covid-19) di Amerika Serikat hingga Selasa (7/4) nyaris menyentuh angka 11.000, yakni mencapai 10.923 jiwa, dengan total pasien terinfeksi sebanyak 368.079 dan pasien sembuh 19.828 orang.
Seperti dilansir dari CNN, Covid-19 telah menyebar di 50 negara bagian, dan wilayah AS lainnya. Wyoming menjadi satu-satunya negara bagian yang belum melaporkan kematian akibat virus Corona. Sementara Kematian paling banyak dilaporkan di New York dengan 3.485 korban meninggal
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperkirakan, dua pekan ke depan akan menjadi masa-masa yang berat melawan pandemi virus Corona. Trump menyebut akan terjadi banyak kematian pada dua pekan ke depan.
“Ini mungkin akan menjadi minggu terberat pada minggu ini dan minggu depan, sayangnya akan ada banyak kematian,” kata Trump.
Kendati demikian, Trump menyatakan bahwa kematian bisa diminimalkan jika dilakukan langkah mitigasi dan pencegahan. Sebagai langkah pencegahan, ia meminta seluruh warganya untuk tetap berada di rumah dan menerapkan jaga jarak.
“Sebanyak 1.000 tambahan personel medis militer juga akan dikirimkan ke New York yang menjadi episentrum virus Corona di AS,” ujarnya.
Hingga saat ini virus Corona telah menginfeksi 1.347.676 orang di lebih dari 200 negara. Dari jumlah itu, 74.744 orang meninggal dunia, dan 277.331 dinyatakan sembuh.
Spanyol menjadi negara dengan kasus terbanyak kedua setelah AS dengan 136.675 kasus, 13.341 meninggal, dan 40.437 pasien sembuh.
Sementara angka kematian tertinggi terdapat di Italia dengan 16.523 korban meninggal. Saat ini Italia memiliki 132.547 kasus Covid-19, dan 22.837 orang sembuh.
Sejumlah negara telah melaporkan penurunan angka kematian dan kasus baru infeksi Corona pada Senin kemarin, antara lain Italia, Jerman, Korea Selatan, dan Iran. (der/fin)