BEIJING – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, bahwa saat ini ada 70 vaksin virus Corona yang dikembangkan oleh berbagai institusi, baik perusahaan maupun kampus, di banyak negara.
Berdasarkan isi dokumen WHO seperti dilaporkan Bloomberg, Senin (13/4), dari 70 vaksin Corona yang sedang dikembangkan tersebut, tiga vaksin di antaranya sudah diujicoba pada manusia.
Satu dari tiga vaksin itu dalam proses klinis yang dikembangkan hasil kerja sama CanSino Biologics Hong Kong dengan Institut Bioteknologi Beijing. Uji coba vaksin ini sudah memasuki fase 2.
Dua lainnya yang sudah diuji pada manusia, masing-masing dikembangkan oleh produsen obat Amerika Serikat, yakni Moderna dan Inovio Pharmaceuticals.
WHO menyebut, perusahaan farmasi raksasa seperti Pfizer dan Sanofi juga memiliki kandidat vaksin yang sudah memasuki tahap pra-klinis.
Masifnya penyebaran virus Corona yang dalam 4 bulan sudah menjangkiti lebih dari 200 negara dan wilayah memaksa para peneliti untuk bekerja keras membuat vaksin dalam waktu singkat dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam kondisi normal, pembuatan vaksin memakan waktu 12 sampai 18 bulan, seperti dalam kasus Ebola. Produksinya pun bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Kendati demikian, para industri obat berharap bisa memangkas waktu untuk merealisasikan vaksin Corona (Covid-19) tersebut ke pasar internasional.
Sementara itu CanSino bulan lalu sudah mendapat izin dari Pemerintah China untuk memulai uji coba pada manusia. Sedangkan Moderna yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, mendapat izin dari regulator AS untuk bergerak cepat dengan menguji coba pada manusia sejak Maret, padahal institusi itu sebelumnya tidak pernah mengeluarkan produk vaksin.
Ilmuwan dari Universitas Oxford, Inggris, ikut bekerja keras membuat vaksin virus Corona. Bahkan ilmuwan di sana mengupayakan vaksin tersedia pada September 2020.
Ahli vaksinologi Universitas Oxford, Sarah Gilbert meyakini bahwa vaksin 80 persen bekerja dengan baik dan siap digunakan pada September.
“Ini bukan sekadar dugaan. Setiap pekan berlalu, kami punya lebih banyak data untuk dilihat,” kata Gilbert, kepada surat kabar The Times.
Tim Gilbert dari Universitas Oxford merupakan satu dari puluhan tim di seluruh dunia yang bekerja keras menemukan vaksin Covid-19. Tim ini merupakan yang paling terdepan di Inggris. Namun vaksin yang dikembangkan Gilbert cs baru akan diuji coba pada manusia dalam 2 pekan mendatang. (der/fin)