KUNINGAN – Memasuki 10 hari menjelang Ramadan 1441 Hijriyah, sejumlah harga kebutuhan masyarakat kembali merangkak naik.
Seperti terpantau di Pasar Kepuh Kuningan, harga bawang merah yang sebelumnya di kisaran Rp40.000 kini sudah mencapai Rp 50.000 per kilogram, cabai merah dari Rp25.000 menjadi Rp30.000 per kilogram, sedangkan bawang putih menjadi Rp40.000 dari sebelumnya Rp 38.000 per kilogram.
Sementara komoditas sayur seperti tomat kini melonjak naik menjadi Rp10.000 dari sebelumnya Rp8.000 per kilogram, kentang dari Rp11.000 menjadi Rp12.000 serta kacang tanah dari Rp27.000 menjadi Rp29.000 per kilogram.
“Harga bawang sejak sepekan ini naik terus. Kiriman dari bandar pun sekarang berkurang,” ujar Uken, pedagang di Pasar Kepuh kepada Radar, kemarin (14/4).
Uken mengatakan, biasanya dia bisa mendapat kiriman bawang merah dari bandar di kisaran 20 kilogram namun kini hanya 5 kilogram saja. Penyebabnya, saat ini daerah penghasil bawang seperti Brebes sebagian besar sudah selesai masa panen.
“Harga ini terbilang masih wajar. Kalau saja tidak ada corona, bisa jadi harga bawang bisa lebih mahal. Karena kebijakan pemerintah memberlakukan PSBB membuat kiriman bawang ke kota besar tertahan, sehingga pasokan untuk daerah masih terbilang lancar,” ujar Uken.
Namun demikian, Uken memprediksi kondisi harga-harga di pasar akan kembali merangkak naik pada saat hari-hari menjelang Ramadan. Pasalnya, wabah corona tidak menyurutkan masyarakat untuk membeli kebutuhan saat munggahan.
“Mudah-mudahan saja kenaikannya tidak terlalu memberatkan,” ujarnya.
Sementara itu untuk bahan kebutuhan pokok seperti gula pasir, telur, minyak goreng dan daging ayam masih stabil. Namun demikian, menurut petugas pemantau harga dari Dinas Koperasi, UKM, Perdagangan dan Perindustrian Arisman, stabil yang dimaksud masih terbilang di atas harga normal alias mahal.
“Sudah lebih dari sebulan harga gula pasir berada di tingkat Rp18.000 per kilogram dan telur Rp25.000 per kilogram. Meski terbilang stabil, namun harga tersebut masih di atas harga normal yaitu Rp12.000 untuk gula dan Rp21.000 untuk telur,” ujar Arisman
Arisman mengaku tidak mengetahui penyebab tingginya harga-harga tersebut. “Bisa jadi disebabkan karena wabah corona yang melanda tidak hanya di Indonesia namun juga banyak negara di dunia sehingga berdampak pada ekspor impor. Mudah-mudahan wabah corona ini segera berakhir, sehingga harga barang-barang kebutuhan masyarakat ini bisa kembali normal dan tidak memberatkan,” ujarnya. (fik)