PASIEN Covid-19, juga masyarakat yang masuk dalam kategori orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP), butuh dukungan untuk sembuh. Salah satunya, melalui cinta dan perhatian dari orang terdekat dan masyarakat.
Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Cirebon Dr Sri Laelan Erwani, mengimbau masyarakat untuk saling mendukung dan bukan menjauhi. Apalagi mengucilkan.
“Orang yang tertular virus, tidak ingin dirinya tertular. Mereka butuh cinta, butuh perhatian, dan butuh bantuan kita untuk sembuh. Jangan musuhi, dan jangan kucilkan mereka,” ujar Laelan, kepada Radar Cirebon, Jumat (17/4).
Masyarakat harus paham protokol isolasi mandiri. Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan saat melakukan isolasi mandiri di rumah.
Yang paling penting, selalu memakai dan membuang masker di tempat seharusnya, setelah selesai digunakan. Bila mengalami gejala sakit seperti demam, flu, atau batuk, jangan berpergian untuk meminimalisasi risiko penularan kepada masyarakat.
Kemudian manfaatkan sosial media kesehatan dan hindari transportasi publik. Beritahu dokter dan perawat, terutama puskesmas wilayah tentang keluhan dan gejala serta riwayat bekerja ke daerah terjangkit atau kontak dengan pasien covid-19.
Protokol tersebut berlaku bagi mereka yang telah dinyatakan positif atau belum. Termasuk bagi orang-orang yang mudik dari daerah episentrum, dipersilahkan untuk isolasi mandiri. Protokol isolasi selanjutnya adalah melakukan aktivitas atau pekerjaan dari rumah serta menggunakan kamar terpisah dari anggota keluarga lain. Kemudian, jaga jarak minimal 1 meter.
“Selanjutnya, lakukan pengecekan suhu harian. Amati batuk dan sesak nafas. Hindari pemakaian bersama peralatan makan, mandi dan tempat tidur,” katanya.
Tidak kalah penting adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Konsumsi makanan bergizi, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta memperhatikan etika batuk dan bersin. “Jaga kebersihan dan kesehatan rumah dengan cairan disinfektan, selalu berada di ruangan terbuka dan berjemur di bawah sinar matahi setiap pagi sekitar 15-20 menit,” pungkasnya.
Protokol isolasi terakhir adalah menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan bila sakit berlanjut. Misalnya mengalami gejala sesak nafas atau demam tinggi.