Hal ini juga terlihat dari data bahwa 80 – 90% kematian akibat infeksi virus corona ini dialami oleh orang-orang yang memang memiliki berbagai penyakit penyerta (comorbid) seperti gangguan darah, penyakit ginjal kronis, penyakit hati kronis, masalah sistem kekebalan tubuh, gangguan endokrin (diabetes), gangguan metabolisme, penyakit jantung, penyakit paru-paru (termasuk asma) dan lain – lain. Mereka – mereka ini lah yang sangat rentan terhadap infeksi virus corona ini dan dapat berakibat fatal.
Yang menjadi permasalahan adalah terkadang masyarakat tidak menyadari bahwa mereka ini memiliki faktor-faktor risiko tersebut. Sistem kesehatan di Indonesia yang boleh dikatakan belum terlalu baik, menyebabkan orang – orang dengan faktor risiko tersebut tidak terpantau dengan baik.
Nah, bagaimana upaya agar dampak infeksi virus corona ini dapat di minimalisir?
Tentu, satu-satunya jawaban adalah menghindari agar jangan sampai terkena infeksi atau penyebaran dari virus corona tersebut. Sebut saja, dengan berdiam diri di rumah, menjaga jarak dari orang lain, hingga rajin mencuci tangan. Pemerintah dalam hal ini juga sudah bertindak dengan tepat, yaitu sebisa mungkin untuk mengurangi interaksi orang dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berdampak Besar (PSBB) yang diberlakukan di sejumlah wilayah yang masuk dalam kategori zona merah.
Namun demikian, ada baiknya pula masyarakat mempersiapkan diri apabila suatu ketika pada akhirnya terkena infeksi virus corona ini dan berupaya agar – jikakalau pun – terinfeksi, dampak yang ditimbulkannya pun tidak terlalu berat sehingga bisa dirawat dan diobati sendiri, karena tidak membutuhkan perawatan dan peralatan di Rumah Sakit. (Drs Bambang Priyambodo Apt)