Namun salah seorang kepala dusun (kadus) dari tempat pasien berdomisili, lanjut Tatang, menelponnya terkait biaya. Padahal Tatang mengaku sudah tenang karena menganggap pembiayaan sudah selesai.
“Saya telpon ke dinkes, disarankan bikin Jamkesda, tapi katanya kalau PDP gak bisa. Lalu Pak Lurah (Kadus) ke RS Juanda bawa SKTM, tapi gak bisa. Ya sudah, yang penting dirawat aja dulu. Pas ke kasir biayanya sekitar Rp5 juta sekian. Saya telpon Pak dr Denny barangkali bisa bantu. Dan alhamdulillah waktu saya telpon Bu Kadis, katanya sudah bisa pakai Jamkesda,” sebutnya.
Saat ini, kata Tatang, kondisi yang bersangkutan sudah membaik, bahkan saat diperiksa tim Puskesmas Cihaur ke rumahnya, suhu tubuh warga ini 35,9 derajat. Kemudian ia menyampaikan kepada pihak keluarga agar selama 14 hari yang bersangkutan jangan dulu keluar rumah, karena meskipun hasil rapid tesnya negatif, tetap harus mengikuiti prosedur.
“Hasil tesnya (rapid tes) kan negatif, tapi tetap harus mengikuti prosedur, isolasi diri 14 hari di rumah, itu masa inkubasi. Tapi bisa saja nanti muncul lagi gejala, atau nanti kalau diperiksa sweb, bisa saja positif. Sekarang sudah membaik. Kita kontrol hari Sabtu, kalau obatnya sudah habis, saya bilang kasih tahu kami. Atau kalau ada yang emergensi, bisa langsung menghubungi kami,” tuturnya.
Tatang mengimbau kepada masyarakat, khususnya warga sekitar terkait pencegahan Covid-19 ini agar tetap di rumah saja dulu untuk sementara. Kalaupun ada kepentingan yang sangat penting, kalau keluar rumah harus pakai masker, rajin cuci tangan, dan jangan panik. (muh)