KESAMBI – Pengadaan rapid test di Kota Cirebon tersendat. Imbasnya, rencana tes masal mesti dilakukan bertahap. Prioritas saat ini adalah tenaga kesehatan (nakes), keluarga orang dalam pemantauan (ODP) serta pasien dalam pemanatan (PDP).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Tri Mulyaningsih mengatakan, dinkes memiliki sasaran utama dalam pengecekan rapid test. Sejauh ini, telah dilakukan kepada naskes hingga orang paling berisiko, walau semua belum terpenuhi. “Pengadaan rapid test kita terbatas,” kata Tri, kepada Radar Cirebon, Rabu (29/4).
Lantaran keterbatsan ini, dia menyarankan orang dengan risiko yang ingin melakukan rapid test untuk berkonsultasi dengan puskesmas wilayah setempat. Lalu dari hasil itu, akan mendaftarkannya kepada Dinas Kesehatan. “Kalau di puskesmas, akan terlihat riwayatnya. Karena rapid test di kita juga datangnya nggak langsung banyak, kita masih menunggu pesanan,” jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, dr Eddy Sugiarto MKes menyampaikan, rapid test sementara adalah upaya tes masal kepada mereka yang berisiko terpapar. Sehubungan dengan belum adanya polymerase chain reaction (PCR) yang dapat dioperasikan Kota Cirebon.
Metode tes rapid tetap menjadi tumpuan sambil menunggu unit PCR dari RS Pelabuhan dan RS Gunung Jati datang. Dinas Kesehatan Kota Cirebon telah melakukan tes pemeriksaan kepada 470 orang paling berisiko. Dari jumlah itu, 7 orang diantaranya reaktif rapid test.
Pemkot Cirebon telah melakukan pengadaan 2.000 unit rapid test dari total keseluruhan 4.500 unit yang disepakati. Pengetesan akan dilakukan secara masal setiap harinya dan dilakukan di Gedung Diklat BKKBN di Jl Sudarsono.
Eddy mengakui, rapid test memiliki akurasi yang rendah. Karenanya, begitu PCR sudah dioperasikan, pemeriksaan sampel akan diarahkan ke pengambilan swab.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan sampai Rabu 29 April, sebaran covid-19 di Kota Cirebon saat ini terdapat beberapa kategori. Untu orang tanpa gejala 5 orang proses pemantauan, 18 orang selesai pemantauan, dengan jumlah total 23 orang.
Orang dalam pemantauan, 29 orang proses pemantauan, 296 orang selesai pemantauan, total 325 orang.
Pasien dalam pengawasan 3 orang masih dirawat, 5 orang sembuh, total 8 orang. Untuk kasus Positif Covid-19, 1 orang sembuh, 2 orang dalam perawatan, 1 orang meninggal dunia, total 4 orang. (ade)