“Dalam situasi pasar yang sedang berkembang, Anda tidak memiliki jaring pengaman seperti di negara-negara yang lebih maju, tetapi saya tidak berpikir Jokowi memiliki banyak pilihan,”
JAKARTA – Kasus corona virus disease-(covid-19) masih terus bertambah setiap harinya. Kendati demikian, pemerintah Indonesia merencanakan pengembalian lima fase ke keadaan normal Covid-19, dimulai dengan pembebasan layanan transportasi pada 1 Juni dan pembukaan semua kegiatan ekonomi oleh akhir Juli.
“Sampai ditemukannya vaksin yang efektif, kita harus hidup damai dengan virus corona untuk beberapa waktu ke depan,” kata Presiden Joko Widodo.
Dalam pernyataannya tanggal 8 Mei, ia sekarang menginginkan “roda ekonomi terus bergulir” sambil mengintensifkan upaya untuk mengendalikan pandemi. Namun, Presiden juga kesal karena 50 laboratorium yang mampu melakukan tugas sejauh ini hanya melakukan setengah dari 10.000 tes swab target yang ditetapkannya sebulan yang lalu, sebagian besar menyalahkan kurangnya staf medis dan kekurangan dalam distribusi reagen.
Rencana pemulihan bertahap pemerintah disusun oleh Menteri Koordinator Ekonomi Airlangga Hartarto dan. “Ini lebih didasarkan pada perhitungan ekonomi daripada pada aspek kesehatan,” kata seorang pejabat senior kepada Asia Times.
Parlemen mengeluarkan peraturan yang telah lama ditunggu sebagai pengganti hukum (Perppu) pada 13 Mei, yang memungkinkan pemerintah untuk memperpanjang defisit anggaran negara melampaui 3% dari produk domestik bruto (PDB) yang diamanatkan dalam mengucurkan dana awal US $ 24,6 miliar untuk Covid-19.
Sebesar $ 21 miliar digunakan untuk program pemulihan ekonomi. “Presiden harus menyatukan negara,” tandas seorang ekonom Indonesia, menjawab kritik yang menuduh Jokowi lebih memperhatikan ekonomi daripada krisis kesehatan itu sendiri. “Akan menjadi sangat berantakan jika PSBB terus berlanjut.”
“Dalam situasi pasar yang sedang berkembang, Anda tidak memiliki jaring pengaman seperti di negara-negara yang lebih maju, tetapi saya tidak berpikir Jokowi memiliki banyak pilihan,” katanya.
Selama pertemuan Kabinet akhir pekan, Widodo dikatakan telah menyatakan kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 2,97% pada kuartal pertama tahun ini, jauh di bawah median 4% yang diprediksi oleh sebagian besar analis.
Tahap pertama dari rencana pemerintah akan melihat dimulainya kembali layanan udara, kereta api dan bus, yang dibatalkan bulan lalu untuk mencegah mudik msebelum dan sesudah bulan puasa Ramadhan, yang berakhir pada 23 Mei.