CIREBON – Karut marut data penerima bantuan sosial (bansos) membuat gerah para pengurus RW. Sebab, mereka menjadi sasaran komplain dari warga. Pemerintah diharapkan segera melakukan pemabaruan data, agar polemik tidak terus berkepanjangan.
Ketua RW 07 Tanah Baru Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi, Adjie Adi Sukarta mengungkapkan, dari data yang telah disetorkan kepada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DSP3A), ternyata pada realisasinya banyak warga yang tidak mendapatkan.
Padahal, mereka yang telah terdata menagih dan merasa berhak mendapatkan bantuan. Tidak hanya itu, banyak warga yang secara ekonomi memang tidak mampu namun tidak mendapatkan bantuan.
“Saya sebagai RW justru sering mendapatkan komplain dari warga yang menanyakan kenapa tidak mendapatkan bantuan,” ujar Adji, kepada Radar Cirebon, Minggu (17/5).
Masalah tidak hanya itu. Penyaluran bantuan kerap kali tidak tepat sasaran. Dan mencerminkan data yang tidak update. Di RW 07 Tanah Baru sempat terjadi petugas PT Pos Indonesia mengirimkan bansos ke alamat warga yang sudah meninggal sejak tahun 2012.
Ada juga warga yang sudah pindah, tapi tetap terdaftar sebagai penerima bantuan. Dalam kondisi itu, petugas PT Pos Indonesia tidak mau mengambil risiko. Bantuan pun tidak jadi disalurkan sekalipun kepada ahli waris.
Akhirnya para RW mencoba mengambil solusi untuk mengatasi masalah ini. RW 07 Tanah Baru memutuskan membuat lumbung pangan, yang berprinsip gotong royong dari warga untuk warga.
Lumbung pangan ini menerima bantuan dari siapapun yang nantinya disalurkan kembali kepada warga terdampak covid-19.
Lurah Drajat, Wati Sulastri SSTP mengapresiasi beberapa RW melakukan kegiatan serupa. Dia berharap gotong royong ini dapat dilaksanakan pengurus RW lain. Sebab, menghadapi pandemi covid-19 memang memerlukan kebersamaan.
“Kita menghimbau RW mandiri dan tidak bergantung bantuan pemerintah. Yang tahu persis kondisi lapangan RT dan RW,” tuturnya.
Dia mengapresiasi donatur yang telah membantu. Kesinambungan bantuan dan tolong menolong sangat penting, karena wabah covid-19 ini belum diketahui kapan benar-benar berakhir.
Kendati demikian, Wati berharap pendataan bisa lebih efektif dan akurat. Kemudian kelurahan diberikan tembusan dan RW mengetahui. Agar tidak terulang lagi bansos yang tidak tepat sasaran.