LONDON-Ilmuwan Inggris menyatakan asal mula virus corona dari laboratorium di Wuhan, Cina yang disuarakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump merupakan teori konspirasi tanpa alasan ilmiah yang kuat.
Kepala Viral Genomics and Bioinformatics (Pusat Penelitian Virus) Universitas Glasgow, Profesor David Robertson menjelaskan kepada Komisi Ilmu dan Teknologi House of Lords, Inggris bahwa dia menolak teori konspirasi sebagai hal yang tidak mungkin terjadi.
Hanya saja, teori konspirasi yang menganggap asal muasal virus corona bocor atau terlepas dari Laboratorium Virologi di Wuhan, tidak punya alasan ilmiah yang kuat.
Sementara para ilmuwan telah menemukan jawaban bahwa virus corona 96 persen identik pada virus corona yang ditemukan pada kelelawar. Dan kelelawar itu diperdagangkan di pasar ikan di Wuhan dan diduga virus itu meloncat ke manusia.
Otoritas Inggris pun percaya bahwa pandemi global virus corona tidak terkait dengan laboratorium di Wuhan. Penularannya ke manusia terjadi secara alami.
Robertson juga membantah pertanyaan apakah sampel virus di Laboratorium Virologi di Wuhan yang diperkirakan berusia sekitar 40 hingga 50 tahun berada di balik wabah ini.
“Tidak, sepenuhnya tidak,” ujarnya sebagaimana dikutip dari artikel berjudul Coronavirus: Parliament told there is ‘no evidence’ virus came from Wuhan laboratory, Sky News, 19 Mei 2020.Â
“Tidak ada bukti sama sekali tentang ini. Kita semua dapat menikmati teori konspirasi namun anda perlu memiliki bukti,” ujar Robertson.
Para peneliti di Scripps Research Institute di AS, Inggris dan Australia menemukan bahwa virus corona telah sangat menular karena mengembangkan mekanisme yang hampir sempurna untuk mengikat sel manusia.
Dalam jurnal Nature Medicine disebutkan mekanisme penularan virus corona begitu canggih dalam adaptasinya. Sehingga para peneliti dalam makalah mereka bertajuk epidemi virus corona COVID-19 menyatakan virus itu berevolusi dan tidak direkayasa secara genetik. (*)