Sudah lebih dari 30 tahun sengketa itu berlangsung, tapi hingga saat ini belum ditemukan jalan keluar yang tepat untuk semua pihak.
Masalah perbatasan itu kembali mencuat saat Tiongkok membangun jalan di wilayah Doklam yang menurut Tiongkok merupakan bagian dari wilayahnya, bukan milik Bhutan apalagi India. Mereka berpendapat tak ada pelanggaran yang dilakukan.
Pembangunan jalan raya di dataran tinggi itu akan memberi akses bagi Tiongkok untuk bisa menuju daerah yang sering disebut “chicken’s neck”, yakni sebuah wilayah di timur laut. Wilayah itu dapat menjadi salah satu pintu masuk menuju teritori India sebab menghubungkan sebagian besar negara bagian di India.
Pasukan India dan Tiongkok yang berhadapan di wilayah perbatasan itu seperti membuka memori lama. Bukan kali ini saja India dan Tiongkok berhadapan lewat pasukan di wilayah perbatasan.
Setelah 13 tahun Mao Zedong memproklamasikan negara Republik Rakyat Tiongkok, kedua negara itu terlibat dalam perang hebat terkait perbatasan yang dikenal dengan Sino–Indian War tahun 1962.
Pada perang tersebut, pasukan Tiongkok melewati dua perbatasan yang berbeda yakni melalui Ladakh dekat Kashmir dan McMohan Line yang berada di Arunachal Pradesh yang hingga kini masih disengketakan oleh kedua negara. Perang tersebut menewaskan 1.383 tentara India dan 722 tentara Cina.
Selain itu, mereka yang terluka mencapai 1.047 dari pihak India dan 1.697 dari pihak Tiongkok. Korban kebanyakan berjatuhan karena kondisi ekstrem karena berada di ketinggian ribuan kaki dan tak mendapat perawatan medis. Perang ini menjadi catatan kelabu bagi hubungan diplomatik antara Delhi dan Beijing. (yud/jpnn)