KUNINGAN – Pasca penerapan lockdown selama lima hari lantaran ada kasus positif virus corona, masyarakat Desa Cikaso, Kecamatan Kramatmulya, Kabupaten Kuningan sekarang sudah kembali beraktivitas normal.
Meski begitu, pihak Pemdes Cikaso membangun posko sebagai pintu masuk bagi warganya di perbatasan desa. Ada dua posko penjagaan yakni di perbatasan Kramatmulya dan Karangmangu.
Menurut H Asep Sugiharto, warga Cikaso, dari empat pintu akses masuk ke desanya, hanya dua yang dibuka. Yaitu dari Kramatmulya dan Karangmangu. Sementara dari arah Desa Bojong, ditutup total.
Baca Juga:Supermodel Cantik Korban Kecelakaan PesawatPerbakin Belum Izinkan Dewi Mundur
“Warga dari arah Bojong sama sekali ditutup. Warga Cikaso yang ada keperluan ke luar desa, harus melalui pintu posko yang berada di gerbang perbatasan desa. Begitu juga warga luar yang akan masuk Cikaso, diperiksa di posko perbatasan,” tutur Asep, kemarin (25/5).
Asep juga menuturkan bahwa aktivitas warga kembali berjalan normal setelah sebelumnya di-lockdown. Pintu masuk ke gang gang juga sudah dibuka.
“Kondisi Desa Cikaso tidak seperti yang dibayangkan orang luar. Kami sekarang sudah melakukan aktivitas seperti biasa. Tentu mengacu kepada protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. Seperti memakai masker dan juga jaga jarak serta menghindari kerumunan,” ujarnya diamini Udin Sahnudin, warga Cikaso lainnya.
Sebagaimana diberitakan, sebanyak 12 warga Desa Cikaso dinyatakan reaktif Covid-19 usai menjalani rapid test. Hal ini diperkuat dengan adanya surat pemberitahuan terhadap masyarakat desa setempat, atas penerapan lockdown hingga tanggal 19 Mei 2020.
Bahkan titik perbatasan antar desa dilakukan penutupan permanen menggunakan kayu maupun bambu yang terikat kuat sehingga tidak bisa dilalui kendaraan. Dampaknya, akses masuk desa hanya melalui satu pintu di tugu selamat datang Desa Cikaso.
Penjagaan di akses masuk cukup ketat, tak sedikit mobil yang ingin melintas terpaksa memutar balik. Begitu pun pengendara motor, jika betul-tidak berkepentingan mendesak maka diarahkan untuk memutar balik. Tentunya hal ini diterapkan sebagai antisipasi penyebaran Covid-19 agar tidak meluas. (ags)