BUDAYA PAKAI MASKER DAN OBESITAS RENDAH
Sebuah daftar mengumpulkan 43 kemungkinan alasan yang dikutip dalam laporan media, mulai dari budaya mengenakan masker, tingkat obesitas di Jepang yang terkenal rendah, hingga keputusan awal untuk menutup sekolah.
BAHASA JEPANG SEMBURKAN LEBIH SEDIKIT DROPLET
Lalu, yang lebih fantastis termasuk klaim penutur bahasa Jepang yang dikenal memancarkan lebih sedikit tetesan yang sarat virus ketika berbicara, dibandingkan dengan bahasa lain. Para ahli yang dikutip Bloomberg News juga membeberkan segudang faktor yang berkontribusi pada hasil tersebut.
PELACAKAN KONTAK ERAT
Namun, di dalamnya tidak terpetakan paket kebijakan tunggal di Jepang yang dapat direplikasi di negara lain. Di sisi lain, respons awal warga terhadap peningkatan infeksi menjadi sangat penting. Ketika pemerintah pusat dikritik karena langkah-langkah kebijakannya yang dinilai lambat, para ahli memuji peran pelacak kontak di Jepang.
Fitur itu sudah berjalan setelah infeksi pertama ditemukan pada Januari. Respons cepat semacam ini memang menjadi satu keunggulan inbuilt Jepang yakni lewat keberadaan pusat kesehatan publiknya. Pusat kesehatan publik memiliki puluhan ribu tenaga paramedis yang sudah terlatih dalam menyusuri jejak infeksi di tahun 2018.
PERAWAT TERBIASA TRACING PENYAKIT INFEKSI
Pada masa-masa normal, para perawat tersebut terbiasa melacak infeksi yang lebih umum seperti influenza dan TBC. “Ini sangat analog – ini bukan sistem berbasis aplikasi seperti Singapura, tapi bagaimana pun, itu sangat berguna,” kata Kazuto Suzuki, Profesor Kebijakan Publik di Universitas Hokkaido.
Dia menulis ulasan khusus tentang respons Jepang dalam pandemi Covid-19. Ketika negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris baru mulai merekrut dan melatih pelacak kontak, Jepang telah melacak pergerakan penyakit ini sejak segelintir kasus pertama ditemukan.
Para ahli di Jepang menitikberatkan pada penanggulangan kelompok, atau kelompok infeksi dari satu lokasi seperti klub atau rumah sakit, sebelum kasus kian menyebar.