“Dari sekarang setahun ke depan ini, apa yang kita kerjakan di rumah selama menunggu selama setahun itu. Apakah dengan kegiatan-kegiatan ibadah, ya banyak bershalawat, banyak ngaji Alquran, banyak salat malam. Mudah-mudahan ibadah yang kita laksanakan selama setahun ini sambil menunggu akan menuju gelar haji yang mabrur di Tanah Suci,” ajaknya lagi.
Neneng kembali berharap seluruh masyarakat Kabupaten Kuningan tetap tenang. Khususnya kepada para calhaj agar tetap sabar dan tawakkal. Menerima semuanya dengan berserah diri kepada Allah, karena panggilan haji adalah panggilan Allah.
“Saya tegaskan lagi, dalam alam Qaidah Usulfiqih ada Darul Magasid Muqoddam Ala Jalbil Masholih, artinya mengutamakan mencegah kemadharatan lebih utama dibanding kebaikan atau kemaslahatan. Hifdzu nafsy, atau menjaga keselamatan diri,” tegasnya lagi.
Terpisah, Nurhasanah dan Sarwo Edi Cahyono, adalah dua calon jamaah haji dari Desa Silebu Kecamatan Pancalang yang tidak bisa berangkat tahun ini. Keduanya mengaku awalnya sangat kecewa dan sedih. Namun setelah mendapat penjelasan dari pemerintah dan DPRD terkait alasan pembatalan tersebut, akhirnya dapat menerima keputusan itu dengan lapang dada dan sabar serta tawakal.
“Mulanya saya merasa sangat kecewa dan sedih. Tetapi setelah ada penjelasan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait, juga dari anggota Dewan, akhirnya saya bisa menerima dengan lapang dada dan mengambil hikmahnya saja. Mudah-mudahan tahun depan bisa berangkat dan diberi kemudahan, kelancaran dan keselamatan. Intinya keputusan pemerintah mungkin itu yang terbaik,” tutur keduanya. (muh)
Para Calon Jamaah Haji Bersabarlah
