KUNINGAN– Sebanyak tiga orang pasien positif terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat kembali dinyatakan sembuh. Sehingga pasien positif kini tinggal tersisa dua orang. Berdasarkan data Crisis Center Covid-19 Kabupaten Kuningan, total kasus positif terkonfirmasi Covid-19 mencapai 14 orang. Jumlah itu terdiri dari 11 orang sudah dinyatakan sembuh, 1 orang meninggal dan 2 orang masih menjalani perawatan intensif.
Sedangkan kasus reaktif Covid-19 totalnya mencapai 37 orang. Angka itu terdiri dari 24 orang dinyatakan sembuh, 4 orang meninggal dan 9 orang masih dirawat. Sementara orang dalam pemantauan (ODP) masih terdapat 34 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) hanya 16 orang. Sedangkan jumlah orang tanpa gejala (OTG) kini sudah nol kasus.
“Iya untuk pasien positif Covid-19 yang sembuh bertambah tiga orang lagi. Semuanya dari kluster Kramatmulya Kabupaten Kuningan,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kuningan dr Hj Susi Lusiyanti saat memberikan keterangan persnya, Selasa (9/6).
Agus menyebutkan, saat ini pasien positif Covid-19 jumlahnya kini hanya 2 orang. Semua pasien positif terkonfirmasi Covid-19 saat ini dirawat di RSUD ’45 Kuningan. “Sebelumnya ada 1 pasien hasil swab negatif, tapi setelah ada tes swab lagi hasilnya berubah menjadi positif. Sehingga kami tahan dulu 1 orang ini, sebetulnya sisa tinggal 1 orang yang positif. Namun karena ada hasil swab yang kembali positif itu akhirnya pasien menjadi 2 orang,” terangnya.
Para pasien reaktif Covid-19, kata dia, perawatannya tersebar di beberapa rumah sakit yaitu RSUD ’45 Kuningan dan RS eks Citra Ibu. “Sekarang sudah tidak ada lagi penambahan kasus, Alhamdulillah sudah semakin landai. Semoga bisa segera teratasi semuanya,” harapnya.
Dia juga menanggapi terkait adanya dugaan pembuangan limbah Alat Pelindung Diri (APD) di tempat pembuangan sampah umum. Bahkan sudah ada konfirmasi kepada puskesmas terdekat, jika APD berupa hazmat itu belum sempat dipergunakan akibat robek.
“Jadi, saat itu mau ada rapid masal di pasar, nah diberikan 10 hazmat untuk 10 orang yang mau turun. Nah ada 1 orang ketika mau dipakai, hazmat itu robek, jadi diganti dan belum dipakai, kemudian ditaruh di UGD karena sudah terburu-buru melakukan rapid masal,” bebernya.