LEBIH dari 100 orang pedagang, pengunjung, dan tukang becak di Pasar Perumnas Kota Cirebon menjalani rapid test. Dari sampel yang diperiksa, beberapa ada yang reaktif.
Namun, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon belum mengungkap berapa hasil pasti mereka yang reaktif berdasarkan test cepat dengan mengambil sampel darah pada ujung jari tersebut.
Dengan alasan, data tes masal di pasar tradisional akan disampaikan secara akumulatif setelah Pasar Kanoman dan Kramat melakukan tes serupa pada Kamis (11/6) hari ini. “Besok (hari ini, red) sekalian laporannya dengan Pasar Kramat dan Kanoman,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Tri Mulyaningsih MKM, Rabu (10/6).
Tri menambahkan, pekan depan rapid test masal dilanjut di Pasar Jagasatru. Dikatakan, pasar atau lokasi keramaian lain juga dimungkinkan untuk dilakukan tes dengan metode serupa. “Tes masal hari ini alhamdulillah lancar, di dua pasar total ada 205 yang dilakukan tes, didominasi dari Pasar Perumnas,” katanya.
https://www.youtube.com/watch?v=ag9x6PFFyOM&feature=youtu.be
Penanggung Jawab Pelaksana Rapid Test di Pasar Perumnas, dr Fadillah Farah menyampaikan, beberapa hasil rapid test saat kegiatan masih berlangsung sudah dapat diketahui. Ia mengungkapkan, dari mereka yang telah menjalani tes cepat, beberapa diantaranya reaktif. “Ya, setelah kita ketahui hasilnya beberapa ada yang reaktif,” katanya.
Namun Fadillah enggan mengungkap berapa jumlah pasti saat itu, dengan alasan tes cepat masih sedang berlangsung. Tes masal, lanjutnya, diperuntukan bagi pedagang dan pengunjung.
Untuk pengunjung, diutamakan yang berdomisi di Kota Cirebon. Dengan alasan, tindak lanjut dari penanganan orang yang reaktif, berhubungan dengan kebijakan masing-masing kepada daerah, terutama dalam pengambilan sampel swab.
Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 Kota Cirebon dr Sri Laelan Erwani MKes akhirnya mengungkapkan bahwa ada 2 orang reaktif dari hasil rapid test masal di pasar tradisional. Namun Laelan tidak menjelaskan dari Pasar Perumnas atau Gunung Sari dan tidak menyebut apakah mereka berasal dari pengunjung atau pedagang, dengan alasan belum ditelusur. “Belum telusur,” katanya. (ade)