“Kalau misalnya sarung tangannya tidak nyaman atau sempat ketusuk, itu bisa langsung ganti dari petugasnya. Intinya aman. Insya Allah aman,” tandasnya.
RAPID TEST PASAR GUNUNGSARI HANYA TERJARING 60 PERSEN
Di Pasar Gunungsari, rapid test ini sejatinya disediakan secara gratis kepada para pedagang, pengunjung, maupun masyarakat lain yang bisa beraktivitas di pasar. Dengan kuota yang disediakan sebanyak 100 peserta. Sayangnya selama setengah hari tes digelar, hanya terjaring 60.
Bahkan, untuk memancing pedagang dan warga pasar lain agar dapat mengikuti rapid test ini, tim medis dan pengelola pasar sampai menjemput bola ke kios-kios pedagang guna membujuk mereka.
Direktur Operasional Perumda Pasar Berintan, Maman Suryaman S Sos menjelaskan, pasar tradisional saat ini tengah disasar sebagai objek tes masal.
“Kami berharap, kepada para pedagang dan pengunjung untuk berpartisipasi mengikuti rapid test tersebut. Semoga dari hasil tidak ada pedagang atau pengunjung sehat-sehat semua,” kata Maman.
Dia mengakui dalam proses rapid test di Pasar Gunungsari jumlahnya belum maksimal, karena jumlah yang masih buka sudah sedikit. Bahkan ada satu dua pedagang yang sudah pulang. Ada juga yang ketakutan lalu pulang.
Salah satu pedagang pasar yang bersedia, Hj Kesih mengaku sukarela untuk ikut tes masal, karena merasa sehat dan selama ini sudah menerapkan protokol kesehatan.
Pedagang lainnya Darsi, menolak unutk ikut rapid test dengan alibi takut jarum, sehingga dia dan beberapa pedagang lain memilih menghindarinya. (ade/azs)