“Kenaikan pesat tidak bisa langsung dikaitkan dengan potensi terjadinya gelombang kedua. Perhitungan yang kami observasi hingga saat ini, kami percayai sebagai hasil dari peningkatan kapasitas Indonesia untuk melakukan tes. Pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan utama meningkatkan pelacakan. Hasilnya ada penemuan kasus aktif,” ujar Wiku di Jakarta, Kamis (11/6).
Ia menjelaskan, pemerintah telah berhasil mencapai target pertama peningkatan kapasitas uji spesimen sebanyak 10 ribu sampel per hari. Bahkan, lanjutnya, Indonesia pernah mengetes 14 ribu sampel spesimen per hari untuk diagnosa Covid-19. “Kini pemerintah sedang berupaya meningkatkan kapasitas uji specimen sampai menjadi 20 ribu per hari. Saat ini lebih banyak laboratorium dan universitas yang mampu melakukan tes,” ucapnya.
Sedangkan anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan menjalankan adaptasi kebiasaan baru secara disiplin mungkin tidak semudah mengucapkannya. Ini ditandai masih adanya penularan Covid-19 di masyarakat. “Perubahan perilaku untuk melakukan adaptasi kebiasaan baru masih menjadi tantangan,” ucap Reisa.
Hal tersebut beralasan mengingat antivirus atau vaksin Covid-19 belum ditemukan sampai sekarang. Berbagai uji coba masih dilakukan dengan teliti. Namun belum dapat dipastikan waktu vaksin yang efektif dapat melindungi manusia dari virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 ini. “Menurut pakar kesehatan masyarakat, perlindungan yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat,” imbuhnya.
Dia mengajak semua pihak untuk melakukan bersama-sama gerakan untuk mencuci tangan secara masif dan masal. Ia mengutip pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo. Masyarakat dapat mengatasi pandemi ni secara bergotong royong. “Bersatu bekerja sama melawan Covid-19. Di saat seperti ini, kebersamaan kita diuji, kebersamaan dan menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin yang ketat,” tambahnya.
Dia kembali mengingatkan perilaku yang mengurangi risiko penularan merupakan tameng. Tak hanya cuci tangan, tetapi juga melakukan protokol kesehatan lainnya dan mengonsumsi nutrisi dan perilaku hidup sehat akan membuat kita tetap kuat untuk melawan Covid-19.
Reisa mengingatkan bahwa mencuci tangan, sebagai salah satu protokol kesehatan, harus sering dilakukan dengan baik dan benar. “Lebih dari 1000 jenis kuman, baik itu bakteri, virus dan jamur dapat terbawa ke tangan kita,” ujarnya.