Hasil Swab 18 Pasien Reaktif Negatif

rapid-test-pesisir-panjunan
Warga Kampung Pesisir Kota Cirebon mengikuti rapid test sebagai skrining awal sebelum pengambilan sample swab. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

HASIL pemeriksaan swab terhadap 18 warga yang sebelumnya dinyatakan reaktif rapid test masal dari beberapa lokasi, telah terkonfirmasi negatif. Kendati demikian, kawasan pesisir tetap akan menjadi sasaran tes masal swab.
Kepala Dinas Kesehatan, dr H Edy Sugiarto MKes menjelaskan, pihaknya baru menerima informasi hasil swab terhadap 18 orang tersebut yang dinyatakan negatif.
Seperti diketahui, saat proses rapid test masal yang dilakukan pihaknya pekan lalu di empat pasar tradisional didapati 13 yang reaktif, dan di kawasan RW 10 Pesisir Selatan Kelurahan Panjunan didapati 4 warga yang reaktif, 1 diantaranya warga luar Kota Cirebon.
“Ketakutan kami terhadap klaster Panjunan terobati, tidak menyebar ke orang terdekat karena sampai saat ini negatif semua. Termasuk yang positif dua orang itu juga sudah sembuh,” kata Edy, kepada Radar Cirebon, Senin (15/6).
Meski demikian, pihaknya tidak cukup puas, bahkan direncanakan akan ada lanjutan swab tes masal di kawasan tersebut dengan sampel sasaran 100-120 orang. Klaster Panjunan itu tetap menjadi konsentrasi pihaknya karena jelas-jelas ada kasus yang muncul, swab test ini juga untuk mengetahui seberapa besar penyebaranya.
“Rencananya minggu ini kita swab mengambil sampel dibuktikan hasilnya. RW tetangganya juga akan di-testing, nanti besok kalau tidak Rabu, Kamis. karena sekarang tenaganya sedang keliling rapid test di tempat-tempat umum. Petugasnya istirahat dulu sehari, besoknya baru mulai swab masal,” tuturnya.
Dari 18 orang warga yang telah di swabtes dan hasilnya negatif tersebut, saat ini posisinya berada di kediamannya masing-masing. Mereka masih disarankan untuk isolasi mandiri dan terus dipantau kondisinya atas kordinasi petugas Puskesmas setempat dengan RT/RW dan tokoh masyarakat setempat.
Dia menambahkan, penyisiran lanjutan terhadap klaster pesisir tetap dilakukan, karena meskipun telah dilakukan dua kali rapid test masal dengan menyasar ratusan warga di kawasan tersebut, belum bisa menyimpulkan dugaan penyebaran di klaster tersebut telah terputus.
“Karena orang yang kemarin reaktif itu belum tentu (positif), masih plus min, karena sensitivitas akurasi rapidtes ini akurasinya baru 50 persen,” ungkapnya. (azs)

0 Komentar