“Sebetulnya harus sinkron dulu kapasitas tenaga pengambil swabnya dan tenaga di laboratorium kemampuan, dengan pesertanya yang optimal datang berapa. Tinggal fasilitasi dari partisipasi peserta sasarannya,” kata dia.
Kemudian kendala lain adalah soal partisipasi masyarakat. Sebab, tidak setiap sasaran, partisipasi peserta testingnya banyak. Bahkan ada yang menyampaikan penolakan sampai perlu ada sosialisasi dan edukasi ulang.
Terkait pelaksanaan tes masal, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon, Tri Mulyaningsih MKM menjelaskan, swab test masal mulai dilakukan pihaknya secara bertahap.
Untuk hari pertama, sasarannya adalah nakes dari puskesmas-puskesmas. Setiap harinya, kuota peserta swab test ditargetkan 120-125 orang. “Hari ini sampai besok yang diambil swab dari kalangan nakes dulu. Nanti selanjutnya bertahap berdasarkan sasaran yang siap dan sudah dipetakan,” ujar Tri.
Selain itu, kata dia, hari pertama swab test masal ini juga mengikutsertakan tiga orang yang reaktif rapidtest yang sehari sebelumnya digelar dengan peserta dari kalangan pegawai Setda Pemkot Cirebon, pemuka agama, anak buah kapal, pelaku perjalanan, dan kalangan lain sebagainya.
Menurutnya, dari proses pengambilan swab ini tidak langsung keluar hasilnya, sampel lendir dari saluran pernafasan peserta swab tes tersebut setelah dimasukkan ke dalam Virus transfer media (VTM) yang dibawa ke laboratorium rumah sakit daerah gunung jati (RSD-GJ).
Di laboratorium RSDGJ, sampel spesimen swab kemudian diberi reagent cairan pereaksi kimia untuk diproses dikonversi dulu dari RNA menjadi cDNA, untuk kemudian diuji pada alat polymerase chain reaction (PCR).
Proses tersebut, kata Tri, memakan waktu beberapa jam. Namun, karena perlu pencatatan, pengadiminstrasian, dan lain sebagainya, hasilnya baru keluar perlu waktu. Nanti pihak RSDGJ yang memberitahukan hasilnya ke Dinkes. Hingga swab test hari pertama ini berakhir, sasaran yang sebelumnya dipetakan dengan target 120-125, yang hadir baru 104 peserta.
Selanjutnya, sasaran lainya adalah kalangan maupun kawasan-kawasan yang telah dipetakan sebelumnya, seperti di lingkungan yang sebelumnya terdapat pasien positif, lokasi tempat keramaian dan fasilitas umum seperti pasar tradisional dan pusat perbelanjaan. (azs)