Pasar Jagasatru Belum Tersentuh Skrining Covid-19

okri- pedagang di pasar jagasatru masih banyak tidak menggunakan masker (5)
Pedagang di Pasar Induk Jagasatru beraktivitas tanpa menggunakan masker maupun penerapan protokol kesehatan pencegahan covid-19. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

SKRINING potensi penyebaran virus corona di Pasar Induk Jagasatru, sulit dilaksanakan dalam waktu dekat. Butuh waktu untuk meyakinkan para pedagang dan warga yang beraktivitas di pasar, agar mereka mau mengikuti pemeriksaan baik swab maupun rapid test.

Masalah lainnya, kesadaran pedagang maupun warga yang beraktivitas di pasar menerapkan protokol kesehatan pencegahan covid-19 masih sangat rendah.

Pantauan Radar Cirebon, banyak pedagang, pembeli maupun mereka yang beraktivitas di pasar tidak menggunakan masker ataupun pelindung apapun. Padahal, penggunaan alat pelindung diri merupakan instrumen penting dalam pencegahan penyakit menular.

Baca Juga:Rapid Test Setda dan Pemuka Agama, 3 ReaktifIndia-Tiongkok Bentrok, 3 Tentara Tewas

Salah satu pedagang, Lina mengatakan, skrining terhadap warga Pasar Jagasatru dikhawatirkan berbuntut panjang. Terutama, ketika ditemukan kondisi yang reaktif rapid test maupun yang positif dari hasil swab.

“Pengennya sih misalkan iya di sini (Pasar Jagasatru) dites tapi hasilnya nanti tidak bikin masalah. Pedagang takut nanti pasarnya ditutup,” ujar Lina.

Pedagang lainya, Rudi mengaku tidak mempersoalkan adanya skrining. Tetapi sebatas rapid test. Sedangkan untuk swab, warga pasar tidak bersedia. “Kalau swab ngeri. Pada takutnya hidungnya dikorek-korek, takut lah,” tuturnya.

Hoaks yang menyebar melalui broadcast dan Whats App Group turut mempengaruhi persepsi pedagang. Rudi mengakui informasi terkait petugas yang menularkan virus turut mempengaruhi pedagang. “Sarung tangannya nggak ganti-ganti. Kalau nggak steril takutnya yang nggak kena malah jadi kena,” ucap dia, persis seperti pesan yang menyebar bahwa petugas menyebar virus.

Rudi juga menyampaikan, kekhawatiran pedagang pasar bakal ditutup adalah alasan terbesar menolak adanya skrining. Sebab, berhenti sehari berjualan adalah sebuah kerugian yang sangat signifikan. Mengingat Pasar Induk Jagasatru mayoritas penjual komoditi sayuran. Yang tidak bisa bertahan lama. “Bisa rugi besar. Perputaran uang di sini sehari bisa miliaran,” ucapnya.

Kepala Unit Pasar Jagasatru, Sugandi menuturkan, pengelola pasar siap mendukung skrining covid-19 yang merupakan program pemerintah dalam pencegahan penyebaran virus corona. Pihaknya tengah lakukan persiapan, diantaranya kordinasi dengan Ikatan Pedagang Pasar (IPP) agar memberi pengertian kepada pedagang dengan rapidtes demi keselamatan diri sendiri dari virus corona.

0 Komentar