PROSES skrining melalui metode rapid test masih dilakukan. Hingga Selasa (16/6) tes cepat masal digelar di Gedung Diklat BKKBN Jl dr Sudarsono. Dari sejumlah sampel yang diperiksa, terdapat 3 reaktif.
Untuk kali ini, peserta skrining adalah pegawai sekretariat daerah, pemuka agama, pelaku perjalanan, anak buah kapal dan beberapa kalangan lainnya. Namun, Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon dr H Edy Sugiarto MKes tidak bersedia mengungkapkan dari kalangan mana yang reaktif.
“Dari awal disiapkan rapid test untuk 300 orang, tapi yang mengikuti pesertanya 189 orang. Saya baru dapat laporan ada 3 yang reaktif, tapi tidak bisa disebutkan dari kalangan yang mana,” ujar Edy, kepada Radar Cirebon.
Seperti yang telah dilakukan dalam penanganan sebelumnya, peserta rapid test yang hasilnya reaktif tersebut, bakal dilakukan penanganan lebih lanjut dengan diikutsertakan dalam pemeriksaan metode swab untuk diuji di mesin polymerase chain reaction (PCR).
Meski demikian, Edy menegaskan, reaktif rapid test tersebut belum tentu indikasinya positif tertular virus corona. Sebab, dari hasil swab 18 orang reaktif pada tes masal sebelumnya, semuanya negatif setelah dites ulang dengan pengambilan spesimen swab.
Target awal, Kota Cirebon akan melakukan sekitar 15 ribu rapid test. Dari jumlah itu, sudah dibelanjakan 7 ribuan. Sisanya tidak jadi dibelanjakan tapi dialihkan untuk skriningnya digeser menjadi metode swab PCR. Sedangkan rapid test yang tersisa saat ini tinggal 2.400 unit. Dan akan digunakan untuk skrining awal. (azs)