CIREBON – Jumlah kasus HIV/AIDS di Kota/Kabupaten Cirebon cukup tinggi. Kasusnya menyebar dengan cepat dan menyerang berbagai kalangan. Jika digabung angka Kota/Kabupaten Cirebon sejak Januari 2020 hingga Mei, ada 265 kasus. Di mana Kota Cirebon 155 kasus baru dan Kabupaten Cirebon 110 kasus.
Khusus Kabupaten Cirebon, HIV/AIDS didominasi gay dan ibu hamil. Masih khusus Kabupaten Cirebon, ada lima populasi kunci penyebaran human immunodeficiency virus (HIV) serta sindrom yang diakibatkan acquired immune deficiency syndrome (AIDS). Di antaranya komunitas gay atau LSL (laki suka laki, red), wanita pekerja seks (WPS), pemakai narkoba suntik (penasun) dan laki-laki dengan risiko tinggi.
Sesuai data yang dirilis Dinkes Kabupaten Cirebon, pada tahun 2019 ada 257 kasus HIV/AIDS. Dari angka tersebut, 74 di antaranya sudah masuk kategori AIDS atau ODHA (orang dengan HIV/AIDS), sementara sisanya berstatus terpapar HIV.
Kabid P2P Dinkes Kabupaten Cirebon Nanang Ruhyana SKM Mkes MH mengatakan paling tidak 5 sampai 10 tahun untuk seseorang yang terpapar HIV menjadi AIDS. Fase AIDS adalah fase kondisi terparah pasien, di mana kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
“Seringnya orang dengan fase HIV ini tidak terdeteksi karena sejak terpapar hingga menjadi AIDS nyaris tidak ada gejala berarti. Biasanya jika tidak diperiksa sejak awal maka pasien AIDS akan diketahui saat kondisinya sudah memburuk. Tinggal ditarik ke belakang, antara 5 sampai 10 tahun ke belakang untuk mencari waktu ia terpapar virus tersebut,” ujar Nanang kepada Radar Cirebon, kemarin (18/6).
Untuk kasus di Kabupaten Cirebon yang terjadi pada periode Januari 2020 hingga Mei 2020 saat ini sudah ditemukan sebanyak 110 kasus baru, di mana 15 kasus di antaranya sudah masuk kategori AIDS. “Januari 2020 sampai Mei paling banyak gay dan ibu hamil. Kenapa ibu hamil tinggi, karena saat ini ada program pencarian kasus HIV/AIDS dengan sasaran ibu hamil. Program pencarian ini harapannya jika kasus cepat ditemukan, maka anak yang dilahirkan diupayakan tidak ikut terpapar,” imbuhnya.
Menurut Nanang, tren penambahan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Cirebon setiap tahunnya selalu naik. Tapi, ia kembali menegaskan penambahan itu bukan karena penyebarannya yang cepat, melainkan pola penemuan kasus yang dilakukan kini lebih massif dan melibatkan banyak pihak.