LONDON – Liverpool berpesta! Penantian panjang mereka selama tiga dekade untuk kembali merayakan gelar Premier League, berakhir, Jumat (26/6) dini hari WIB. Penggemar The Reds –sebutan Liverpool- pantas berterima kasih kepada pelatih Juergen Klopp.
Ya, butuh 30 tahun, 239 pemain berbeda, dan 1,47 miliar Poundsterling atau sekitar Rp25 triliun untuk biaya transfer sebelum akhirnya Liverpool mengakhiri paceklik gelar liga. Kemenangan 2-1 Chelsea atas Manchester City pada pekan ke-31 Premier League, memastikan Liverpool menjadi kampiun musim 2019/2020.
Dengan 86 poin, Liverpool tidak mungkin lagi terkejar oleh The Citizens –sebutan City- yang ada di posisi kedua. Meski pasukan Josep ‘Pep’ Guardiola memenangi tujuh laga sisa dan Liverpool tidak lagi mendulang poin hingga akhir musim, poin City maksimal hanya 84.
Sukses yang istimewa bagi Liverpool! Bukan saja karena mereka terakhir kali menjadi jawara pada musim 1989/1990 saat kompetisi masih bernama First Division. Mereka juga menorehkan banyak rekor. Salah satunya mengunci gelar paling awal dalam sejarah kompetisi divisi teratas Inggris.
Selain itu, gelar ini seperti menghapus kutukan Liverpool di Premier League, nama kompetisi divisi teratas Inggris yang digunakan sejak musim 1990/1991. Sebelumnya, Liverpool punya tiga peluang juara, namun nasib sial selalu menghantui mereka di pekan-pekan akhir liga.
Paling dikenang adalah ketika legenda sekaligus mantan kapten klub, Steven Gerrard melakukan blunder pada pekan ke-36 musim liga 2013/2014. Saat itu, Liverpool yang memimpin klasemen akhirnya kalah 0-2 dari Chelsea dan harus kehilangan gelar liga yang sudah di depan mata setelah disalip City.
Dan, sosok utama di balik sukses ini jelas adalah Klopp. Sejak kedatangannya 2015 silam, pelatih asal Jerman itu berhasil membangun kembali kekuatan Liverpool yang sempat tenggelam seiring berakhirnya era First Division pada musim 1989/1990.
Bukan saja jeli mendatangkan pemain kunci seperti Mohamed Salah, Virgil van Dijk, serta kiper Alisson Becker, gaya permainan heavy metal ciptaan Klopp juga sangat pas bagi Liverpool. Taktik lugas, cepat, progresif, dan tanpa basa-basi, membuat lawan-lawan selalu kerepotan.
“Ini adalah momen besar. Saya tak bisa berkata-kata. Saya sangat bahagia. Saya tak pernah berpikir kalau saya bisa begini,” kata Klopp yang menangis saat mengungkapkan perasaannya melalui wawancara virtual dengan Sky Sports sesaat setelah Chelsea mengalahkan City.