“Seandainya situasi hari ini ada hal yang tidak sesuai dengan hati dan nurani para kiai, jadi harapan kami para kiai harus terjun kembali ke dunia perpolitikan. Termasuk di dalamnya adalah politik praktis. Jangan menganggap bahwa urusan politik bukan urusan kiai, bukan urusan ajengan, sehingga kiai seolah-olah apriori dan dingin dalam dunia perpolitikan, hanya berfokus pada dunia tarbiyah, sementara siyasah ditinggalkan,” sarannya.
Kang Uu -sapaan akrabnya- mencontohkan bahwa di alam demokrasi setiap masyarakat memang bisa menyuarakan aspirasi. Bahkan dengan berbagai cara, sampai lewat aksi turun ke jalan. Tapi tetap saja, sebanyak apapun masa yang turun ke jalan, setiap aspirasi tetap harus berproses lewat jalur politik, yang oleh para pemangku kepentingan lah akhirnya suatu keputusan bisa diputuskan. Begitu juga aspirasi umat, yang pastinya akan lebih bermartabat lagi jika semuanya dapat diputuskan lewat jalur politik.
“Jadi, jangan menyalahkan orang lain kalau ada situasi politik yang dianggap para kiai tidak sesuai dengan harapan dan keinginan. Jangan sampai nasi sudah menjadi bubur baru teriak. Tapi dalam proses ‘mengolah nasi’ menjadi bubur para kiai apriori. Tidak ada cara lain kecuali dengan mekanisme yang diatur undang-undang yakni dengan proses politik,” tegas Kang Uu.
Kang Uu menambahkan, kalau sebaik-baiknya umat adalah umat yang menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran, maka orang-orang yang berprinsip demikianlah yang harus aktif di perpolitikan. “Menyuruh kepada kebaikan dan mencegah kepada kemungkaran juga harus dengan kewenangan dan daulah. Siapa yang punya kewenangan dan daulah (dalam tata negara) ialah eksekutif dan legislative,” timpalnya.
Maka, hadirnya sosok ulama dalam perpolitikan, juga hendaknya menjadi teladan bagi umat. Kehadiran ulama dalam politik, seharusnya bisa mewarnai politik kekuasaan menjadi harmonis, bukan malah menambah kontras permusuhan antargolongan atau antarpartai. Hal ini yang seharusnya diperhatikan oleh ulama.
Lewat jalur politik pula lah ulama dapat mengaktualisasikan kebaikan di hadapan umat. Jika seorang ulama itu ikut andil dalam dunia politik, maka tidak lain adalah untuk menjadi figur dan teladan yang baik, entah itu bagi tokoh politikus yang lain atau bagi umat.