Sosok Cunadi terkuak. Mengklaim sudah lama menjadi kader PDIP. Dan, ternyata ia ikut mendaftar penjaringan calon wakil bupati. Ia akan bersaing dengan Hj Wahyu Tjiptaningsih atau Ayu untuk mengisi kursi wakil bupati Cirebon.
DENY HAMDANI, Cirebon
CUNADI kader PDIP. Ia bahkan pernah menjadi pengurus DPD PDIP Jawa Barat saat dipimpin TB Hasanudin. “Saya pernah di Badan Pemenangan Pemilu PDI Perjuangan Jawa Barat. Saat dipimpin Pak TB Hasanudin dan Sekretaris Pak Abdi Yuhana,” tuturnya melalui sambungan telepon selular kepada Radar Cirebon, kemarin.
Cunadi ingin menegaskan bahwa sudah lama ia aktif di PDIP. “Saya di PDI Perjuangan sudah lama. Bukan sekarang-sekarang ini,” tegasnya. Ketika ditanyakan banyak yang tidak mengenal dirinya selaku kader PDIP, ia pun mengaku wajar. “Wajar (tak dikenal, red). Tetapi kalau tanya di Suranenggala, pasti tahu semua,” lanjut Cunadi.
Terkait namanya yang kini muncul sebagai cawabup, ia mengatakan itu tidak ujug-ujug. Ada prosesnya. Ternyata Cunadi mendaftarkan diri sebagai cawabup melalui DPC PDIP Kabupaten Cirebon. Tapi, ketika namanya yang yang akhirnya direkomendasikan oleh DPC PDIP Kabupaten Cirebon, ia mengaku baru mengetahuinya dari pemberitaan koran.
Hingga saat diwawancara Radar Cirebon, kemarin, Cunadi mengaku belum mendapatkan pemberitahuan dari partai terkait dengan penunjukan dirinya menjadi cawabup. “Dari partai belum ada pemberitahuan. Saya sendiri mendaftarkan diri menjadi cawabup karena ingin Kabupaten Cirebon lebih maju lagi dari yang sekarang. Sebagai kader kita harus siap ditugaskan partai di mana saja, termasuk jadi cawabup. Ini merupakan penugasan partai,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Kabupaten Cirebon Drs H Imron MAg mengatakan ada puluhan kader yang ikut mendaftar untuk pengisian jabatan kursi wakil bupati Cirebon. Dalam prosesnya, tiket dari DPP PDIP milik Hj Wahyu Tjiptaningsih atau Ayu. “Suratnya sudah saya pegang. Rekomendasinya (dari DPP PDIP, red) atas nama Ibu Ayu,” jelas Imron, kemarin.
Kemudian, lanjutnya, ada dua nama yang diajukan dari DPC. Yakni kader internal partai meskipun tidak masuk dalam jajaran struktural pengurus harian. Keduanya adalah Cunadi dan Popon. Menurut Imron, Cunadi dan Popon sudah terbukti loyalitasnya bagi partai. “Dari dua nama ini (Cunadi dan Popon, red) kemudian mengerucut menjadi satu. Akhirnya dari situ muncul nama Cunadi,” ungkapnya.