JAKARTA- Penggunaan istilah new normal diakui salah di tengah pandemi Covid-19. Istilah itu membingungkan masyarakat. Karenanya, diganti dengan istilah adaptasi kebiasaan baru (AKB).
“Diksi new normal segera kita ubah. New normal itu diksi yang salah, kita ganti dengan adaptasi kebiasaan baru,” tandas Achmad Yurianto saat menghadiri launching buku milik anggota DPR RI Komisi IX Saleh Daulay berjudul Mengadang Corona: Advokasi Publik di Masa Pandemik di DPR, Senayan, Jumat (10/7).
Yuri –panggilan akrab Achmad Yurianto– menegaskan pemerintah kini menggunakan istilah adaptasi kebiasaan baru. Karena istilah new normal dianggap masyarakat kembali berkegiatan seperti biasa tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Ia menyadari masyarakat merasa kebingungan dengan perubahan istilah dalam penanganan virus corona.
Sementara itu, pada kesempatan konferensi pers secara virtual di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (10/7), Yuri juga mengumumkan penambahan kasus baru positif Covid-19. Di mana total per kemarin menjadi 72.347 orang setelah ada penambahan sebanyak 1.611 kasus.
Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 33.529 setelah ada penambahan sebanyak 878 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal menjadi 3.469 dengan penambahan 52.
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 23.609 pada hari sebelumnya, Kamis (9/7) dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 1.015.678.
Adapun uji pemeriksaan dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 161 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 115 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 297 lab. Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah orang yang diperiksa per kemarin 9.388 dan jumlah yang akumulatifnya 597.468.
Dari pemeriksaan keseluruhan, didapatkan penambahan kasus positif per kemarin sebanyak 1.611 dan negatif 7.777 sehingga secara akumulasi menjadi positif 72.347 dan negatif 525.121. “Hasil positif baru terkonfirmasi sebanyak 1.611 orang. Sehingga, akumulasi totalnya menjadi 72.347 orang,” jelas Yuri.
Dijelaskan, angka ini tidak tersebar merata di seluruh Indonesia, melainkan ada beberapa wilayah yang memiliki kasus penambahan dengan jumlah tinggi, tapi ada beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya penambahan kasus positif. “DKI Jakarta hari ini (kemarin) melaporkan kasus baru terkonfirmasi sebanyak 260 orang, dilaporkan sembuh 180 orang. Kemudian Jawa Timur 246 orang kasus baru, dan dilaporkan sembuh 234 orang. Sulawesi Utara 134 orang kasus baru dan 5 sembuh,” jelasnya.