Sementara Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut masih ada sejumlah pihak yang menganggap Covid-19 sebagai konspirasi. “Padahal kita semua sudah tahu korban jiwa di Tanah Air sudah melampaui angka 3.500. Bahkan di dunia sudah melampaui angka 550 ribu jiwa. Fakta, bukan konspirasi,” tegas Doni Monardo di Istana kepresidenan Jakarta, Senin (13/7).
Untuk menekan penambahan kasus positif tersebut, harus ada sosialisasi yang efektif, masif, dan melibatkan seluruh komponen dengan kearifan lokal. Senada dengan Doni, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan edukasi yang lebih intensif adalah menggunakan bahasa dan simbol-simbol lokal.
Saat ini sudah lebih dari 215 negara yang mengonfirmasi kasus positif Covid-19. “Soal new normal, setahu saya sudah dipertegas. Sekarang tidak menggunakan new normal. Sekarang istilahnya adaptasi dengan keadaan yang baru. Kita tidak perlu ribut dengan istilah,” tukasnya.
Menurut Muhadjir, Komisi VIII DPR berinisiatif merevisi UU No 24 tahun 2007 seiring dengan perkembangan yang ada. “Terutama karena kita sudah alami bencana wabah non-alam ini. Nanti ada istilah khusus dengan UU yang baku. Jadi istilah new normal, lockdown itu tidak sesuai UU. Sehingga kalau digunakan harus berhati-hati. Termasuk juga istilah adaptasi baru itu juga tidak dalam UU,” ucap Muhadjir. (rh/fin)