Puskesmas Gunungsari Terancam Lockdown

Puskesmas Gunungsari Terancam Lockdown
KONSOLIDASI: Pegiat kempo mengunjungi KONI Kota Cirebon, Kamis (16/7). --FOTO: TATANG RUSMANTA/RADAR CIREBON
0 Komentar

CIREBON – Puskesmas Gunungsari terancam lockdown. Itu setelah empat tenaga kesehatan dinyatakan positif terpapar Covid-19. Adalah seorang pegawai obat-obatan dan tiga paramedis.
“Bukan dokter,” tegas Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon dr Edy Sugiarto MKes, kemarin (16/7).
Keempatnya KTP luar Kota Cirebon. Tiga Kabupaten Cirebon, satu Kabupaten Kuningan. Satu warga Kabupaten Cirebon itu, domisili di Kota Cirebon. Tepatnya di rumah dinas yang ada di Gunungsari. Alasan domisili juga, menambah daftar 1 pasien terkonfirmasi positif baru di Kota Cirebon menjadi 15 dalam perawatan.
Penting bagi Edy menyatakan kalau mereka bukan dokter. Alasannya, paramedis di Kota Cirebon “haram” untuk memberikan layanan kesehatan. Apalagi buka praktik. Tugas di puskesmas hanya sebatas cek nadi dan tensi. Jika ada, pun disebutnya ilegal. “Kalau di Kabupaten Cirebon, paramedis memberikan layanan kesehatan,” bandingnya.
Berdasarkan perbedaan penanganan dokter dan paramedis di Kota Cirebon, dia mengambil kesimpulan. Bahwa transmisi bisa terjadi dimana saja. Namun baginya, peluang terbesar adalah ketika paramedis itu melakukan pelayanan kesehatan di Kabupaten Cirebon. Apalagi, berdasarkan hasil tracing, pasiennya cukup banyak. Buka jam praktik sore hingga malam.
Kembali menyoal lockdown. Atas peristiwa tersebut, puskesmas yang berlokasi di Jl Tentara Pelajar itu, melakukan swab test lanjutan kepada 99 orang karyawan pada Kamis (16/7) siang. Hasilnya baru bisa diketahui Sabtu (18/7) besok. Dan mulai kemarin, layanan kesehatan tutup. Petugas sibuk bersih-bersih. Disinfeksi dilakukan di setiap sudut ruangan. Pun Jumat hari ini masih berlanjut.
“Kalau Sabtu ada yang positif, Puskesmas Gunungsari akan lockdown atau diliburkan selama 10 hari ke depan,” ucapnya.
“Total 14 hari atau mengacu masa inkubasi,” sambungnya.
Penemuan empat kasus baru ini, merupakan hasil dari swab test masal yang digelar di Diklat KB beberapa waktu lalu. Sebagai informasi, Kota Cirebon telah melakukan rapid test kepada 6.606 masyarakat prioritas. 70 di antaranya reaktif.
Sementara untuk swab test masal telah dilakukan kepada 1.685 orang paling berisiko. Dari 31 pasien positif, 15 masih menjalani perawatan dan 14 dinyatakan sembuh. Lalu dua lainnya meninggal.
Angin segar lain dikatakan Edy, potensi kesembuhan Wilayah III Cirebon, nyaris pada angka 97 persen. Protokol kesehatan menjadi lumrah dan perlu untuk selalu diingatkan. (ade)

0 Komentar