CIREBON – Aliran Masih belum lancarnya aliran air ke instalasi dalam pelanggan, disebabkan karena pasca tapping pipa inlet dan outlet reservoir, kemudian memasuki tahapan normalisasi. Beberapa kawasan seperti Kesambi, Pegambiran, dan sebagian Perumnas sudah mulai mengalir Sabtu malam.
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Giri Nata, Sofyan Satari mengungkapkan, sejak Sabtu (18/7) pukul 11.30 WIB, proses tapping sudah selesai. Tidak lama kemudian air dari reservoir plangon dipastikan sudah dibuka dan dilaporkan ke pipa jaringan distribusi utama (JDU) untuk disalurkan ke instalasi pelanggan.
Proses normalisasi, adalah untuk memastikan seluruh pipa JDU dan instalasi lingkungan maupun instalasi dalam pelanggan terisi sepenuhnya oleh air. Sebab, saat penutupan total selama 12 jam lebih, pipa-pipa JDU dan instalasi lingkungan terdapat banyak udara.
“Udara-udara ini yang sedang didorong keluar ke titik-titik BO (ventilasi) agar tidak ada lagi udara terperangkap di saluran air. Proses ini yang dinamakan normalisasi yang bisa memakan waktu 10-14 hari,” ujarnya.
Untuk mempercepat normalisasi sebetulnya bisa dilakukan kalau semua kran-kran yang ada di tempat pelanggan dibuka penuh. Tapi, itu tidak disarankan karena khawatir meteran air tetap berjalan namun yang keluarnya lebih banyak udara.
Pihaknya akan mengoptimalkan upaya pengeluaran udara yang terperangkap ini di titik-titik ventilasi. Serta akan membuka kran saluran hydrant yang ada di fasilitas umum.
Selama masa normalisasi itu, bukan berarti tidak ada air sama sekali yang bisa mengalir ke pelanggan.
“Air tetap bisa mengalir ke pelanggan selama proses normalisasi ini, tapi debit dan tekanannya belum normal sampai dengan seluruh udara yang terprangkap dikeluarkan semua,” ujarnya.
Sebelumnya, penyambungan pipa inlet dan outlet reservoir air 9000 M3 di kawasan plangon, sempat mengalami kendala non teknis. Sehingga, jadwal pemadaman aliran air ke pelanggan yang semula hanya dijadwalkan sejak Jumat sore jam 17.00 hingga Sabtu pagi jam 05.00 menjadi lebih panjang beberapa jam.
Pria yang akrab disapa Opang ini mengungkapkan, di saat pengerjaan, alat berat crane sempat mengalami gangguan non teknis. Tanpa crane, pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan lancar karena pipa sambungan letter T dan letter Y bobotnya ratusan kilogram bahkan ton.