SUDAH sekitar empat tahun terakhir, almarhum Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat SE berjuang melawan penyakit kanker usus yang dideritanya. Bahkan, sudah berkali-kali dia harus menjalani tindakan operasi untuk mengobati penyakit mematikan itu.
ANDRI WIGUNA, Cirebon
PUTERA Mahkota PRA Luqman Zulkaedin SH MKn membeberkan, kanker usus yang menggerogoti kesehatan ayahnya, diketahui di tahun 2016. Tahun itu, sang ayah langsung menjalani operasi pemotongan usus dengan harapan bisa sembuh dari penyakit yang dideritanya.
“Tahun 2016 pernah menjalani operasi pemotongan usus. Lalu tahun 2018 dioperasi juga ususnya dipotong beberapa senti,” ujarnya, saat ditemui Radar di sela-sela menunggu kedatangan jenazah Sultan Sepuh yang ditandu dari Keraton Kasepuhan menuju Komplek Makam Gunung Sembung Gunung Jati, kemarin.
Ditambahkannya, kondisi usus Sultan Sepuh kembali tumbuh tumor, setelah pulang haji beberapa waktu lalu. Waktu itu, karena sudah beberapa kali dipotong, sehingga tidak bisa dilakukan tindakan yang sama. “Pengobatan lanjutannya dengan kemoterapi. Kemarin itu sudah kemoterapi yang ketiga kali,” imbuhnya.
Pasca tindakan kemoterapi tersebut, kondisi Sultan Sepuh kemudian memburuk. Sebelum dinyatakan meninggal, Sultan Sepuh sempat menjalani perawatan selama tiga hari di salah satu rumah sakit di Bandung. “Kemarin itu kondisinya menurun, setelah kemoterapi yang ketiga,” bebernya.
Pihak keluarga, sambung PRA Luqman, tentu merasa berduka dan kehilangan. Kondisi Sultan Sepuh mulai memburuk pada Selasa (21/7) sekitar pukul 14.00 siang. Padahal sebelumnya, pada pukul 12.00 WIB, Sultan Sepuh masih berbincang dengan permaisuri dan anggota keluarga yang lain.
“Kita berduka sekali dan tidak menyangka. Sebelum drop sempat berbincang-bincang dengan permaisuri,” jelasnya.
Ditambahkan PR Luqman, keluarga sangat kehilangan dengan berpulangnya Sultan Sepuh. Terlebih, selama hidup banyak sekali kemajuan-kemajuan yang sudah dilakukan yang ada di keraton yang merupakan peninggalan Sultan Sepuh.
“Minta doanya, mudah-mudahan diterima di tempat terbaik dan dosa-dosanya diampuni,” katanya.
Jika dihitung, sejak naik takhta atau jumenengan pada tahun 2010, Sultan Sepuh sudah memimpin Keraton Cirebon sejak 2010 hingga saat ini atau sekitar kurang lebih 10 tahun.
Di akhir pembicaraan, PRA Luqman menyampaikan, ada pesan dan wasiat dari Sultan Sepuh untuk keluarga dan masyarakat Kabupaten Cirebon. Yakni untuk tetap dan terus melestarikan adat dan tradisi yang ada. Sehingga, jangan sampai tradisi turun-temurun itu tidak dilestarikan.