RK: Dari Beliau Saya Belajar Ikhlas dalam Memimpin Masyarakat

pemakaman-sultan-sepuh-cirebon
Arak-arakan warga mengiringi keranda jenazah Sultan Sepuh XIV Arief Natadiningrat. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

MENINGGALNYA Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat SE, membawa kesedihan. Bukan hanya pada masyarakat Cirebon, tetapi juga para pemangku kebijakan.
Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil, mengaku sangat merasa kehilangan dengan kepergian Sultan Arief. Di sela kunjungan kerjanya ke Majalengka, RK langsung mengunjungi Keraton Kasepuhan begitu mendapat kabar Sultan Sepuh tutup usia. Dirinya sudah mengenal baik Sultan Arief sejak sebelum menjabat sebagai Gubernur maupun Walikota.
“Sebelum saya menjadi walikota Bandung, pernah sowan ke sini dan diberi nasihat. Dan ketika menjadi walikota Bandung, saya sering diberi nasihat juga,” ucap RK kepada awak media, kemarin.
Menurut RK, nasihat yang diberikan Sultan Sepuh kepadanya, begitu bermanfaat. Terutama setelah dirinya menjadi pejabat. Baik saat menjadi walikota maupun gubernur.
“Atas nama Pemprov Jabar, kami menghaturkan duka cita yang mendalam. Beliau individu teladan. Selain jadi pemimpin, beliau pernah menjadi wakil Jabar untuk menyuarakan kemajuan daerah. Dari beliau, saya belajar ikhlas dalam memimpin masyarakat. Beliau selalu menasihati saya tentang khoirunas anfauhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya,” ungkapnya.
Hal yang sama juga dikatakan Walikota Cirebon Nasrudin Azis. Menurutnya, almarhum adalah sosok orang tua yang baik, dan selalu memberikan nasihat untuk menjadi pemimpin sekaligus pribadi yang baik. Kritik dan saran pun kerap diberikan ketika dirinya membutuhkan masukan untuk kemajuan pembangunan di Kota Cirebon.
“Saya secara pribadi merasa kehilangan sosok orang tua. Walaupun usianya lebih muda dari saya, tapi beliau memiliki karakter orang tua yang selalu memberikan nasehat kepada anak-anaknya,” katanya.
Sementara itu, bagi Brigadir Jenderal Polisi (Purn) Andi Achmad Aflus Mapparessa Karaeng Turikale Maros VIII, yang datang mewakili seluruh anggota FSKN mengaku sangat kehilangan Sultan Arief. Sultan Arief hingga akhir hayatnya masih tercatat sebagai ketua forum silaturahmi keraton nusantara (FSKN).
Sebagai ketua, Sultan Arief dikenal begitu gigih dalam upaya mempertahankan tradisi dan budaya keraton nusantara.
“Kami merasa kehilangan aset bangsa. Kehilangan sosok pemimpin yang masih memimpin FSKN hingga tahun 2022. Semoga beliau ditempatkan di tempat terbaik di sisinya,” ungkapnya.

0 Komentar