Sudah empat hari, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat meninggal dunia. Ratusan karangan bunga masih berjejer di sekitar keraton Kasepuhan. Para pelayat pun, masih terus berdatangan.
KHOIRUL ANWARUDIN, Cirebon
DI malam ketiga meninggalnya Sultan Arief, acara tahlilan dihadiri ratusan orang yang terdiri dari keluarga dan warga sekitar keraton. Berdasarkan pantauan Radar, acara tahlilan yang digelar sejak bakda isya di Bangsal Penembahan itu, berlangsung khidmat. Lantunan tahlil dan dzikir dilapalkan untuk mendiang Sultan Sepuh XIV.
Muhammad Djumhur, Penghulu Masjid Sang Cipta Rasa, memimpin jalannya acara tersebut. Sementara sang putera mahkota, PRA Luqman Zulkaedin tampak berada di barisan paling depan. Sekitar pukul 21.00 WIB, acara tahlilan pun selesai.
“Alhamdulillah yang hadir ada sekitar 400 orang. Terdiri dari keluarga dan wargi keraton dan masyarakat. Kami berterima kasih kepada warga yang mendoakan,” ungkap Muhamad Akbar, salah seorang keluarga Keraton Kasepuhan.
Menurut Akbar, acara tahlilan akan digelar sampai hari ke tujuh meninggalnya Sultan Sepuh XIV. Acara tahlilan yang digelar itu juga terbuka untuk umum.
“Masyarakat Cirebon yang ingin bersilaturahmi dan sama-sama ingin mendoakan, silakan bisa hadir. Karena acaranya terbuka untuk umum,” ungkapnya.
Terpisah, Sultan Kacirebonan, Pangeran Abdul Gani Natadiningrat menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Sultan Sepuh IX. Baginya, almarhum Sultan Arief, adalah pemimpin yang gigih dalam melestarikan adat dan budaya bangsa.
“Beliau orang yang sangat aktif di organisasi. Rajin bersilaturahmi dengan siapapun. Beliau juga sebagai pengayom keratin-keraton di nusantara,” ungkapnya.
Sultan Arief juga, lanjutnya, mampu meningkatkan pamor Keraton Kasepuhan di kancah nasional. Hal ini berdampak terhadap meningkatnya jumlah wisatawan di Kota Cirebon.
Meningkatnya pamor Keraton Kasepuhan juga berdampak terhadap kunjungan wisata ke keratin-keraton dan objek wisata yang ada di Kota Cirebon.
Pada kesempatan itu, Pangeran Abdulgani mengaku, dalam beberapa kesempatan sebelum meninggal dunia, Sultan Sepuh XIV beberapa kali menyambanginya.
“Beliau adalah sosok yang someah atau sopan. Tidak pernah menghindar kalau bertemu. Selalu menyapa. Dan beliau juga suka mobile ke mana-mana untuk bersilaturahmi,” ungkapnya.