CIREBON – Kabupaten Cirebon siaga. Buntut dari lonjakan kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kecamatan Plered, akhirnya diberlakukan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) atau lockdown parsial di Desa Trusmi Kulon.
Pembatasan tersebut meliputi aspek transportasi, mobilitas warga dan kegiatan-kegiatan lainnya selama tiga hari ke depan. Penutupan sendiri difokuskan kepada sejumlah akses ruas jalan utama masuk desa.
Pemasangan portal dan barikade jalan, dipasang dan diletakan di titik penting yang menjadi perlintasan utama menuju Desa Trusmi Kulon.
Kasi Pemerintahan Desa Trusmi Kulon, Sudarman saat ditemui Radar menuturkan, sesuai hasil rapat dan koordinasi yang dilaksanakan bersama antara Muspika Kecamatan Plered dan beberapa perwakilan desa yang terdiri dari Desa Trusmi Kulon, Trusmi Wetan, Wotgali, Gamel, Sarabau dan Kaliwulu, akan dilakukan pembatasan-pembatasan untuk penanggulangan penyebaran Covid-19.
“Di Trusmi Kulon sendiri ada pembatasan-pembatasan. Ada 6 titik yang akan dipasang barikade untuk pembatasan,” ujar Sudarman.
Menurutnya, pelaksanaan pembatasan tersebut sesuai hasil rapat dan dimulai sejak kemarin, hingga tiga hari ke depan. Untuk memastikan pelaksanaan pembatasan sosial berjalan, setiap titik pembatasan akan dijaga oleh tim yang sudah ditentukan.
“Nanti ada yang jaga. Kita pastikan agar yang tidak berkepentingan untuk sementara waktu jangan dulu masuk wilayah Desa Trusmi Kulon,” imbuhnya.
Pihaknya meminta masyarakat setempat untuk sementara waktu tidak bepergian atau tidak keluar rumah, jika memang tidak dalam keadaan darurat atau keperluan mendesak.
Sementara itu, Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon, Sartono SKM MPH menjelaskan, status 16 kasus terkonfirmasi positif dari kluster Plered belum menjalani swab test kedua. Ke-16 kasus tersebut, saat ini masih menjalani isolasi di rumah sakit.
Menurutnya, ke-16 kasus terkonfirmasi positif tersebut baru menjalani swab test pertama yang merupakan hasil penelusuran kontak erat kasus terkonfirmasi ke-42.
“Yang 16 kasus ini baru 1 kali swab test. Hasilnya positif. Kita belum laksanakan swab test kedua, karena harus menunggu waktu 7 hari dari waktu pelaksanaan swab test pertama,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Sartono memastikan informasi yang beredar di luaran terkait kondisi ke-16 orang yang menyebutkan hasil swab test ulangannya negatif, adalah kabar tidak benar alias hoax.