“Teknologi hanya untuk mengefektifkan dan mengefesiensikan para guru dalam mendapatkan hal-hal baru dalam mengakses informasi,” tegas pemegang rekor sekda termuda dalam sejarah birokrasi Pemkab Kuningan tersebut.
Dan yang paling penting, kata Dian, esensinya yakni kualitas pembelajaran dalam kelas dan interaksi antara guru dengan muridnya. Arah kebijakan Pemkab Kuningan dalam sektor pendidikan yakni peningkatan kualitas sarana dan prasarana, kebijakan anggaran dan pendidikan karakter. Hal yang terpenting adalah pendekatan pendidikan karakter yang harus diajarkan dan dipupuk kepada siswa seperti nilai kasih sayang, keteladanan, perilaku, moralitas dan kebhinekaan. Sekaligus dengan penguatan 5 nilai utama karakter antara lain integritas, religiositas, nasionalisme, gotong royong dan kemandirian. Dan metode lebih penting daripada materi atau kurikulum. Jadi, guru lebih penting daripada metode. Namun ruh atau spirit guru jauh lebih penting daripada guru itu sendiri.
Sementara Kepala Disdikbud Kuningan Drs H Uca Somantri MSi mengungkapkan, kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka merealisasikan misi pemerintah daerah yaitu mewujudkan manajemen layanan pendidikan dan kesehatan secara merata, adil, berkualitas dan berkelanjutan. Dengan tujuan terbangunnya komitmen strategi dan upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Kuningan. Kemudian untuk memformulasikan strategi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, berdasarkan analisis terhadap kondisi logistik.
Uca menyebutkan, materi rembuk daerah didasarkan pada beberapa isu strategis seperti mengoptimalkan pendidikan terhadap tiga pilar pendidikan melalui akreditasi sekolah. Tentunya sesuai dengan standar nasional, sekolah yang terakreditasi baik harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai dan tenaga pendidik yang berkualitas.
“Kemudian juga terkait manajemen kepegawaian, pemerintah desa dalam pengelolaan PAUD diharapkan ke depan di setiap kecamatan terdapat TK Negeri. Jaringan penanganan keberlanjutan pendidikan bagi penduduk miskin belum optimal, lalu masih ada desa dengan jaringan lemah, diharapkan dapat segera normal,” jelasnya.
Hal lainnya, masih kata Uca, yakni kebijakan mengintegrasikan pengembangan budaya lokal dengan sistem pendidikan Kuningan yang masih perlu ditingkatkan. Selain itu, hubungan dan akses bagi siswa yang memiliki kompetensi di bidang akademik dan non-akademik masih kurang. Termasuk keberpihakan struktur anggaran daerah terhadap pendidikan masih perlu ditingkatkan.