Lebanon Berkabung, 100 Orang Tewas
Â
JAKARTA – Sebanyak 100 orang dikabarkan meninggal dunia dan 4.000 korban lainnya mengalami luka berat dalam insiden ledakan dahsyat yang mengguncang Ibu Kota Lebanon, Beirut, Selasa (4/8) waktu setempat.
Kebakaran yang disebabkan dari ledakan tersebut termasuk dahsyat, hingga merusak bangunan berjarak 10 kilometer dari sumber ledakan. Kaca dan puing-puing berserakan di sepanjang jalan di Beirut.
Pada saat ledakan terjadi, terlihat kepulan asap hitam dan merah yang mengirimkan gelombang kejut seismic, menghancurkan jendela-jendela, gedung-gedung dan mengguncang ibukota Lebanon itu.
Menurut AFP, ledakan tersebut berasal dari gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat yang berdaya ledak tinggi. Bahan kimia itu disimpan secara kurang nyaman di dalam gudang selama enam tahun terakhir.
“Bahan peledak tersebut merupakan barang sitaan bertahun-tahun lalu dari sebuah kapal,” kata Kepala Keamanan Umum Lebanon, Abbas Ibrahim.
Ledakan besar pertama di Beirut terjadi sekitar pukul 18.00 petang waktu setempat (22.00 WIB). Ledakan itu menyebabkan kebakaran, beberapa ledakan kecil, dan kemudian ledakan besar yang meratakan bagian depan pelabuhan dan bangunan di sekitarnya.
Para seismolog yang mengukur peristiwa itu menyebutkan, ledakan di Beirut kemarin setara dengan gempa bumi berkekuatan 3,3 skala Richter.
Dua ledakan di Beirut menyebabkan efek seperti bom atom. Ledakan kedua disertai dengan munculnya bola api besar berwarna jingga yang membumbung ke langit. Ledakan itu segera diikuti oleh gelombang kejut seperti tornado yang meratakan pelabuhan dan menghancurkan jendela-jendela gedung di kota.
Pasca peristiwa ledakan tersebut, Dewan Keamanan Tinggi Lebanon telah menyatakan ledakan Beirut adalah Disaster-Striken City/Kota yang terdampak oleh bencana dan menyatakan status ‘berkabung’ selama 3 hari, dan merekomendasikan kepada Kabinet untuk mendeklarasikan State of Emergency selama 14 Minggu, menurut KBRI.
Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab juga mengatakan, pihaknya akan memerintahkan investigasi dan meminta mereka yang terlibat untuk bertanggung jawab.
“Saya berjanji kepada Anda bahwa bencana ini tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi, lapor media lokal.
Gubernur Beirut, Marwan Aboud menyebutkan, bahwa akibat dari ledakan dahsyat itu, setidaknya 300.000 orang kehilangan tempat tinggal. Ledakan yang setara dengan gempa berkekuatan 3,3 SR itu juga menyebabkan kerusakan di separuh kota.