Anggaran Vaksin Rp50 Triliun

0 Komentar

Sejauh ini, BPOM terus mendampingi Tim Peneliti Unpad dalam uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac untuk memastikan protokol uji klinis dilakukan secara tepat. Menurutnya, proses perizinan untuk vaksin itu juga dilakukan secara bersamaan dengan proses uji klinisnya. Sehingga ketika uji klinis selesai, BPOM bisa segera mengeluarkan izin edarnya.
“Sekitar Januari nanti sudah bisa dikeluarkan izin untuk peredaran dalam kondisi pandemi. Kami menjamin aspek keamanan, mutu, dan efikasinya,” ucapnya.
Terpisah, Manajer Lapangan Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 pada Universitas Padjajaran (Unpad), Eddy Fadliyana menjelaskan, ada beberapa kriteria agar vaksin Sinovac bisa lolos uji klinis tahap ketiga.
Di antaranya, vaksin itu bisa berhasil apabila tidak banyak relawan yang mengalami efek samping yang berat. Kemudian, antibodi di tubuh para relawan harus muncul setelah vaksin disuntikkan. “Kemudian dilihat efikasinya. Jadi nanti, kelompok yang divaksin itu kelihatan tidak terkena infeksi virus Covid-19 selama enam bulan proses uji klinis,” terang Eddy.
Setelah vaksin melalui tahap kedua dan ketiga uji klinis, 90 persen lebih vaksin dinilai bisa melindungi dari infeksi Covid-19. Meski begitu, dia tak menampik masih ada potensi orang yang divaksinasi bisa terkena lagi Covid-19. “Masih bisa terkena infeksi lagi. Tetapi sebagian besar terlindungi,” tukasnya.
Menurutnya antibodi di tubuh akan timbul dalam 14 hari setelah penyuntikan vaksin kedua. Dalam proses uji klinis itu, para relawan menjalani dua kali penyuntikan vaksin.
Dalam enam bulan ke depan, tim riset bakal melihat perkembangannya. Selain itu, relawan juga diperiksa antibodinya. “Kita akan lihat, apakah menurun atau masih tinggi antibodinya. Disamping itu efek sampingnya bagaimana,” papar Eddy. (rh/fin)

Laman:

1 2
0 Komentar