Sehari Mengecek Tempat Cuci Tangan di Pasar

tempat-cuci-tangan-rusak
Kondisi kran tempat cuci tangan di Pasar Drajat yang mulai mengalami kerusakan. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

Untuk satu bak cuci tangan, rata-rata memerlukan 2 jeriken air. Sehingga dibutuhkan 4 jeriken untuk mengisi air. Sayangnya, karena bak nya yang tidak terlalu besar, tempat cuci tangan itu hanya berfungsi sekitar 2 jam saja.
Sementara kalau menggunakan air yang berasaldari toilet di Pasar Kanoman, kata Ilyas, banyak pengunjung yang protes. Rasa airnya asin dan tidak mengeluarkan busa dari sabunya.
“Makanya kita sisihkan uang buat beli air dari pedagang keliling. Itu juga nggak setiap hari ada,” ungkapnya.
Kondisi demikian tidak hanya terjadi di Pasar Kanoman. Setali tiga uang, terjadi di Pasar Jagasatru. Beberapa tempat cuci tangan banyak yang tak berfungsi karena tak mendapatkan pasokan air dan sabun. Beberapa tempat cuci tangan dari galon, yang sebelumnya banyak dipasang juga kini tak terlihat lagi.
“Biasanya cuma yang di depan aja yang masih ada airnya. Tapi kadang kalau sudah sore, airnya habis” ungkap Eti, seorang pengunjung Pasar Jagasatru.
Di Pasar Drajat, kondisinya lebih baik. Saat Radar Cirebon mengunjungi sore kemarin, bak tempat mencuci tangan masih memiliki cadangan air. Sabun untuk mencuci juga masih ada walaupun tinggal sedikit.
Namun demikian, tetap saja ada kekurangan. Beberapa bagian seperti kran dan tempat sabun mengalami kerusakan. Tisu dan juga serbet sudah tak tersedia lagi. (awr)

0 Komentar