“Nanti hanya para pinisepuh, ulama-ulama yang maju di depan. Dan perwakilan kafilah saja mempunyai hak bicara menyampaikan pandangan dan membeberkan data-data keturunan. Memang ini hanya pertemuan tahap awal. Selanjutnya, akan disiapkan plan B, C dan seterusnya,” imbuhnya.
Bagaimana tanggapan kubu PRA Luqman Zulkaedin soal rencana silaturahmi akbar tersebut?
“Hingga saat ini Keraton Kasepuhan Cirebon masih dalam suasana berkabung atas wafatnya almarhum Gusti Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat. Untuk itu, mohon dimaklumi dan kami mengharapkan selalu doa setulus hati bagi almarhum dan kami keluarga besar Kesultanan Kasepuhan Cirebon,” ujar Mohamad Akbar, salah satu kerabat Keraton Kasepuhan, dalam rilis yang disampaikan melalui pesan WhatsApp Group, Kamis (13/8).
Dirinya mengimbau kepada wargi dan masyarakat untuk tenang. Tidak terprovokasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Kami mohon kepada para wargi dan masyarakat di mana pun berada untuk tidak hadir pada acara yang dilaksanakan, tanpa pemberitahuan dan tanpa izin. Karena Keraton Kasepuhan hingga kini masih dalam suasana berkabung,” imbaunya.
Sementara itu, menyikapi adanya pertemuan Keturunan Syekh Syarif Hidayatullah dan Pangeran Cakrabuana yang digagas Pangeran Kuda Putih, Panglima Tinggi Laskar Agung Macan Ali Cirebon, Prabu Diaz menekankan beberapa hal.
Kehadiran Laskar Agung Macan Ali adalah sebagai penjaga untuk mencegah terjadinya keributan, perbuatan anarkis dan yang tidak diinginkan. Kemudian menjaga agar jangan sampai terjadi kerusakan di Keraton Kasepuhan karena merupakan objek benda cagar budaya (BCB). Tidak kalah penting adalah memastikan keselamatan keluarga Kesultanan Kasepuhan.
Sebelumnya, Pangeran Kuda Putih alias Raden Heru Rusyamsyu Arianatareja dalam video yang diunggah di akun facebook miliknya, mengajak para anak cucu Syekh Syarif Hidayatullah dan Pangeran Cakrabuana untuk menghadiri silaturahmi akbar. Silaturahmi itu rencananya akan digelar di Keraton Kasepuhan, Jumat (12/8) ini.
“Dalam momen bersejarah ini, saya mengundang kepada seluruh dzuriyah dari Syekh Syarif Hidayatullah dan Pangeran Cakrabuana. Kita luruskan sejarah yang telah lama berpaling dan kita kembalikan bersama kepada yang haq,” ungkapnya.
Pangeran Heru juga mengatakan, dalam momen tersebut, dirinya ingin para santara kesultanan Cirebon atau keluarga besar trah Sunan Gunung Jati, untuk bersuara dan membuktikan sejarah peteng Cirebon yang selama ini tertutup cukup rapat. Ia juga mengajak semuanya untuk meluruskan sejarah yang selama ini telah melenceng.