“Saya tunggu kehadirannya untuk meluruskan sejarah yang tertutup rapat. Mari kita buka lebar-lebar untuk menyaksikan kebenaran ini. Benar katakan benar, salah katakan salah. Jangan ada pembenaran di atas kesalahan,” ungkapnya.
Jauh sebelum munculnya sosok Pangeran Kuda Putih alias Raden Heru Rusyamsyu Arianatareja, Rahardjo Djali juga sudah memproklamirkan diri sebagai pelaksana tugas (Plt) Sultan Keraton Kasepuhan. Bahkan, cucu Sultan Sepuh XI itu, di depan para sesepuh, membacakan ikrar sebagai Polmak, atau orang yang diberi kuasa sebagai pelaksana tugas (Plt) Sultan Keraton Kasepuhan. Pengukuhannya berlangsung di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Kamis (6/8) lalu.
“Saya mendapat restu dari pihak keluarga keturunan Sultan Sepuh XI dan dari kalangan pesantren kuno serta pemangku adat. Kapan penentuan sultan definitif, waktunya belum bisa ditentukan. Karena doa dari para pihak keturunan dan pihak yang datang. Mesti ada banyak perbaikan yang dilakukan di keraton,” ungkapnya.
Sementara, Putera Mahkota PRA Luqman Zulkaedin menegaskan dirinya sebagai pewaris sah takhta Kesultanan Keraton Kasepuhan. “Dalam hal ini putera mahkota PRA Luqman Zulkaedin telah ditetapkan sebagai putera mahkota oleh Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon pada 30 Desember 2018,” sebutnya melalui pesan singkat, Kamis (6/8) sore lalu. (azs/yud)