CIREBON – Silaturahmi Akbar Dzuriyat Syekh Syarif Hidayatullah dan Pangeran Cakrabuana yang digelar Santana Kesultanan Cirebon (SKC), nyaris berakhir ricuh.
Lantunan salawat dikumandangkan saat rombongan SKC yang dipimpin Pangeran Kuda Putih atau Raden Heru Rusyamsi Arianatareja keluar dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa sekitar pukul 14.30 WIB. Mereka berjalan menuju Keraton Kasepuhan untuk bertemu dengan keluarga Alm. Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat.
Meski diiringi lantunan salawat, ketegangan tetap terjadi. Suasana mulai panas saat rombongan Pangeran Kuda Putih hendak masuk ke dalam Keraton Kasepuhan. Namun, saat sampai di depan gerbang, rombongan yang sedianya akan bersilaturahmi itu dicegat ratusan orang pendukung PRA Luqman Zulkaedin, putera mahkota Keraton Kasepuhan. Adu mulut pun tak terhindarkan.
Suasana semakin memanas saat massa dari pihak Pangeran Kuda Putih membacakan deklarasi yang berisi penolakan terhadap penobatan PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV. Sontak saja, aksi itu membuat massa pendukung PRA Luqman geram. Adu mulut disertai dengan aksi saling dorong tak terhindarkan.
Massa pendukung PRA Luqman yang berada di dalam pagar juga berusaha keluar untuk mengusir rombongan Pangeran Kuda Putih.
Menanggapi terjadinya peristiwa tersebut, Pangeran Kuda Putih yang menyatakan dirinya trah asli dari Sunan Gunung Jati, menyayangkan reaksi berlebihan yang dilakukan oleh massa pendukung PRA Luqman Zulkaedin.
“Padahal kami datang dengan santun. Pakai busana muslim dan tak ada yang membawa senjata apapun. Tapi malah dianggap sebagai ancaman oleh mereka,” ungkapnya.
Pangeran Kuda Putih menegaskan, dirinya tak memiliki ambisi untuk menjadi sultan. Dirinya hanya ingin sejarah terkait polemik yang pernah terjadi di Keraton Kasepuhan, diluruskan. Serta menempatkan sultan kepada orang-orang yang dinilai berhak.
“Kami datang bukan untuk merebut takhta. Tujuan kami hanya meluruskan sejarah atas trah dari Sunan Gunung Jati. Agar Sultan Kasepuhan merupakan keturunan beliau. Tidak seperti sekarang,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi langkah yang dilakukan keturunan Sultan Sepuh XI melalui Rahardjo Djali Cs yang sebelumnya juga telah melakukan perlawanan terhadap Sultan Sepuh yang saat ini berkuasa. Namun demikian, dirinya menegaskan bahwa upayanya dengan yang dilakukan Rahardjo Cs memiliki perbedaan.