NU Desak Pemkot Redakan Konflik

sultan-keraton-kasepuhan-cirebon
Meski terjadi konflik internal keluarga terkait takhta Keraton Kasepuhan, namun kunjungan wisata tetap kondusif. Foto: Okri Riyana/Radar Cirebon
0 Komentar

“Ke depan, agar famili Kesultanan Cirebon lebih berkiprah lagi. Lebih eksis lagi di bumi leluhurnya (Cirebon, red). Keturunan ini mempunyai hak waris yang didukung dengan silsilah,” tuturnya.
Kemudian, Dewan Famili Kesultanan Cirebon juga berencana akan berkunjung ke Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, Keraton Keprabonan. Juga mengadakan mediasi dengan Sultan Kasepuhan, tapi menunggu saatnya dan menanti kesepakatan bersama.
Masih di tempat yang sama, Polmah Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan Rahardjo Djali menyambut baik dibentuknya Dewan Famili Kasultanan Cirebon tersebut.
“Sejauh ini, saya mendukung dan memandang positif serta ini merupakan wadah silaturahmi,” singkatnya.
Sementara itu, kisruh takhta Keraton Kasepuhan mendapat perhatian dari Pengurus Cabang Nahdhatul Ulama (PCNU) Kota Cirebon. Sekretaris PCNU Kota Cirebon, Bambang Wirawan menilai, perseteruan yang terjadi antara pihak Putera Mahkota, PRA Luqman Zulkaedin dengan Rahardjo Djali dan Raden Heru Rusyamsi Arianatareja atau Pangeran Kuda Putih (PKP), berpotensi menjadi konfrontasi terbuka. Juga akan mengganggu kondusivitas di Kota Cirebon.
“Gonjang ganjing di Keraton Kasepuhan itu, betapa pun akan berpengaruh pada kondusifitas Kota Cirebon, karena Lukman sendiri sudah melibatkan ormas tertntu dan cenderung memilih konfrontasi ketimbang musyawarah atau kompromi. Bukan tidak mungkin konfliknya akan melebar keluar dari lingkungan keluarga, dan akan melibatkan banyak masyarakat,” ungkapnya dalam keterangan resmi. Bambang juga mengiyakan saat dikonfirmasi oleh Radar Cirebon, Minggu (23/8) tadi malam.
Kondisi tersebut, kata Bambang, tidak boleh berlarut- larut terlalu lama, hingga melebar luas dan semakin besar. Sehingga PCNU Kota Cirebon juga mendesak agar Pemerintah Kota Cirebon, dan Kapolres serta Dandim 0614/Kota Cirebon untuk ikut dan terlibat dalam pemecahan masalah tersebut. PCNU sendiri, menurutnya, sudah memiliki peran yang jauh lebih penting daripada keraton sendiri. Sehingga tak mempunyai kepentingan apapun selain pelurusan sejarah.
“Untuk itu, agar tidak terjadi chaos di Kota Cirebon, PC NU Kota Cirebon mendesak kepada Walikota Cirebon, Kapolres Cirebon Kota dan Dandim 0614/Kota Cirebon untuk aktip menjadi mediator dan fasilitator demi meluruskan sejarah yang sesungguhnya. PCNU Kota Cirebon siap berkordinasi dengan para pihak dan tetap berada pada kebenaran,” lanjutnya. (awr/dri)

0 Komentar