CIREBON – Tiga kandidat Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Berintan menjalani uji kelayakan, kepatutan, dan assessment yang dihelat sejak pagi sampai dengan malam hari.
Duduk di deretan meja terdepan adalah Aoliyah Firasati. Tepat di belakangnya Cecep Suhardiman dan Saekhurohman. Sayangnya, ketiga kandidat enggan membeberkan business plan Perumda Pasar ketika ditanya wartawan.
Padahal, mereka telah membuat dokumen tersebut untuk dipaparkan kepada penguji. “Besok saja saat presentasi di depan pansel,” kata Cecep Suhardiman, kepada Radar Cirebon, Senin (24/8).
Cecep menjelaskan, hari pertama dirinya mengikuti ujian tertulis sejak pukul 08.00 WIB dan baru selesai pukul 19.30 WIB.
Namun demikian, secara garis besar bila dipercaya memimpin Perumda Pasar akan mendukung visi misi walikota dan wakil walikota. Sebab, dirut tidak bisa berjalan sendiri dan programnya juga harus mengacu visi misi walikota dan wakil walikota. “Kita tetap menyukseskan visi misi walikota dan wakil walikota,” kata Cecep.
Bagaimana dengan Saekhurohman? Secara umum dia menilai ruang lingkup Perumda Pasar lebih luas ketimbang dulu masih berstatus PD Pasar. Sebagai perumda, harus bisa mengembankan bisnis lain.
Dia bahkan mengutip statemen walikota di Radar Cirebon yang menyebut bahwa Perumda Pasar sesungguhnya bisa berjalan tanpa direktur. Sebab, ada pemasukan yang sifatnya tetap dari retribusi.
Menanggapi pernyataan itu, Saekhurohman menginginkan ada pengembangan lain. Salah satu yang dilirik adalah potensi Kota Cirebon memiliki pasar induk beras. Ini sangat memungkinkan, karena Kota Cirebon ada di jalur distribusi. “Selama ini dari Indramayu mesti dikirim ke Pasar Induk. Dari situ, balik lagi ke Cirebon. Harusnya kan bisa dipangkas,” kata pensiunan TNI kelahiran Cirebon tersebut.
Selain itu, dia juga melihat peluang pasar induk ikan. Ini didukung dengan Kota Cirebon yang berada di kawasan pantai.
Sementara itu, Aoliyah Firasati belum merespons. Bahkan saat dihubungi selepas mengikuti uji kelayakan dan kepatutan, belum ada jawaban. (abd)