CIREBON – Rencana penobatan Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV, mendapat penolakan keras dari pihak Santana Kesultanan Cirebon (SKC).
SKC menilai, rencana penobatan atau jumenengan yang akan digelar pada Minggu (30/8), berpotensi menimbulkan gelombang penolakan dari dzuriah atau keturunan Sunan Gunung Jati.
Ketua SKC, Raden Heru Rusyamsi Arianataredja atau Pangeran Kuda Putih mengatakan, pihaknya dengan tegas menolak adanya penobatan PRA Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh XV.
“Kalau acara 40 hari meninggalnya Arief, monggo. Namun jika acara penobatan tetap dipaksakan, saya tidak bisa menahan gelombang dzuriah yang akan hadir menolak acara tersebut. Itu di luar kapasitas saya,” ungkap Pangeran Kuda Putih, Selasa (25/8).
Dengan adanya konflik yang terus bergulir, dirinya meminta kepada pihak PRA Luqman Zulkaedin agar acara penobatan atau jumenengan tersebut ditangguhkan.
Dia menilai, penentuan siapa yang berhak untuk duduk di takhta Keraton Kasepuhan, mesti menunggu dawuh atau keputusan ulama, family dan pinisepuh. Khususnya yang berasal dari trah Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.
“Saya juga berharap, pemerintah dapat menjadi mediator dan mengambl sikap yang bijak dalam masalah ini. Jangan ada keberpihakan,” pungkasnya.
Sebelumnya, adik kandung Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadingrat, Ratu Raja (RR) Alexandra Wuryaningrat menyampaikan, Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin akan dinobatkan sebagai Sultan Sepuh XV. Prosesi penobatan atau jumenengan akan dilaksanakan pada Minggu (30/8) pekan depan. Atau tepat 40 hari setelah meninggalnya Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat.
Undangan untuk prosesi tersebut juga sudah disebarkan. Rencananya, prosesi akan dilaksanakan di Bangsal Prabayaksa mulai pukul 13.00 WIB.
“Prosesi upacaranya seperti tradisi-tradisi sebelumnya. Tapi ya ada sekalian doa tahlil untuk almarhum (Sultan Sepuh XIV),” ungkapnya, kemarin.
Ratu Alexandra mengatakan, prosesi jumenengan rencananya hanya akan digelar secara sederhana. Namun demikian, akan banyak pejabat dari pemerintah dan aparat yang diundang. Termasuk juga para wargi dan keluarga besar Keraton Kasepuhan.
“Kita undang semuanya seperti raja keraton se-nusantara. Termasuk juga dari pemerintahan. Seperti presiden, wapres dan gubernur, serta muspida. Tapi belum ada konfirmasi kehadiran,” ungkapnya.