KUNINGAN – Teka-teki kematian nenek Sanah (79) warga Desa Cipondok, Kecamatan Cibingbin, pada Mei lalu akhirnya terungkap. Hal itu setelah tertangkapnya D alias Taspin saat dalam pelarian di Tangerang. Taspin ternyata merupakan keponakan korban
Kapolres Kuningan AKBP Lukman Syafri Dandel Malik menggelar ekspose pengungkapan kasus pembunuhan sadis keponakan terhadap bibinya tersebut di Mapolres Kuningan, Rabu (2/9). Tersangka Taspin pun dihadirkan berikut barang bukti busa kursi dan bantal yang terdapat bercak darah korban.
Dalam paparannya, Kapolres Lukman mengungkapkan kronologi kasus pembunuhan tersebut terjadi pada bulan puasa tanggal 12 Mei 2020 lalu. Bermula dari kejadian temuan jenazah Sanah oleh salah satu anaknya bernama Caskini di kursi panjang ruang tengah rumahnya.
“Saat itu saksi hendak memberikan makanan untuk buka puasa, dan terkejut melihat ibunya sudah dalam tertelungkup di kursi panjang ruang tengah. Saat dibangunkan, ternyata korban sudah tidak bernyawa,” papar Lukman didampingi Kasat Reskrim AKP Danu R Atmaja.
Lukman melanjutkan, awalnya pihak keluarga menduga Sanah meninggal secara wajar karena usia lanjut atau penyakit yang dideritanya, sehingga kejadian tersebut tidak dilaporkan ke pihak polisi dan mengurus jasad Sanah layaknya jenazah pada umumnya kemudian menguburkannya. Namun kecurigaan keluarga muncul saat mendapat informasi dari petugas yang memandikan bahwa ditemukan beberapa luka lebam di bagian wajah korban ditambah beberapa perhiasan yang biasa dikenakan pun raib.
“Setelah lima hari dikuburkan, pihak keluarga baru melaporkan kejanggalan tersebut kepada polisi. Laporan ini pun langsung kita tindaklanjuti dengan melakukan pembongkaran kuburan nenek Sanah untuk kebutuhan autopsi. Dan hasilnya benar ditemukan ada indikasi kematian nenek Sanah akibat tindakan kekerasan,” ungkap Lukman.
Berbekal informasi tersebut, lanjut Lukman, pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan mengumpulkan data dari saksi-saksi di sekitar tempat kejadian perkara (TKP). Salah satunya keterangan saksi Caskini yang sempat melihat tersangka D pada tanggal 12 Mei pagi di rumah tersebut sedang berbincang dengan ibunya sebelum ditemukan meninggal dunia.
Yang mencurigakan lagi, lanjut Kapolres, tersangka D yang juga kerap mengirimkan makanan untuk nenek Sanah seketika menghilang dari rumahnya sehari setelah kejadian. Informasi ini menjadi petunjuk kuat tim penyidik menyimpulkan D adalah tersangka pembunuhan nenek Sanah.