Keterbatasan fisik bukan menjadi halangan bagi Agus Sopyan (38) warga Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, untuk tetap semangat menjalani hidup. Meski hidup dengan satu kaki, Agus masih bisa berkarya dengan menjadi petugas pengangkut sampah dan mengumpulkan barang bekas atau rongsok.
M TAUFIK, Kuningan
Berbekal mesin motor jadul Suzuki Jet Cooled yang dimodifikasi menjadi kendaraan roda empat lengkap dengan bak di belakang, Agus bisa hidup mandiri sebagai pengangkut sampah di desanya. Dari sampah tersebut, Agus kemudian memilah barang-barang yang masih punya nilai jual seperti kardus, plastik dan besi. Hasilnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama keluarga.
Sudah hampir 15 tahun Agus menjalani pekerjaan sebagai pengangkut sampah di desanya. Ini bermula dari kemalangannya saat masih usia remaja, kaki kirinya mengalami infeksi akibat tertusuk benda tajam dan akhirnya dokter memutuskan harus amputasi.
“Awalnya hanya luka kecil gara-gara menginjak sesuatu benda tajam, namun ternyata lama kelamaan menjadi infeksi hingga kaki saya menghitam. Kemudian diperiksa ke dokter, dan hasilnya kaki kiri saya harus diamputasi,” ungkap Agus sedih.
Serasa disambar petir di siang bolong, Agus sempat tak percaya harus menjalani hidup dengan hanya satu kaki. Sampai-sampai, Agus sempat merasa putus asa dan hilang semangat hidup hingga memutuskan banyak berdiam diri di rumah hingga beberapa waktu lamanya.
“Sampai akhirnya ada teman saya mengajak main ke tempat pembuangan sementara (TPS) di ujung desa. Dia meminta saya mengumpulkan barang rongsok untuk kemudian dikumpulkan dan dijual ke teman saya tadi. Dari situ saya mulai punya semangat hidup dan bertekad untuk menjadi manusia mandiri tanpa harus berpangku tangan mengharap belas kasihan orang lain,” ungkap Agus yang sempat mendapat bantuan kaki palsu beberapa tahun silam.
Hingga akhirnya, Agus mempunyai ide untuk memiliki kendaraan yang bisa membantu pekerjaannya mengangkut rongsok. Uang hasil menjual rongsok pun agus kumpulkan kemudian dia meminta bantuan seorang teman pemilik bengkel las untuk dibuatkan motor roda empat dan bak sampah di belakangnya.
“Saya minta bantuan Kang Hari Sandi untuk membuatkan motor roda empat. Awalnya saya setor uang Rp300.000, kemudian setiap ada uang saya setorkan lagi. Atau kalau ada barang bekas yang bisa dipakai saya berikan ke Kang Hari untuk dirangkaikan,” ungkap Agus.