“Saya beberapa hari lalu baca di media, sebagai imbas dari Covid-19, angka kemiskinan di Kuningan naik 3,5 persen. Itu keterangan dari kepala dinsos berdasarkan data dari BPS,” kata Yudi, Jumat (11/9).
Dengan begitu, Yudi sangat berharap agar DPRD sebagai penyambung lidah rakyat, bisa mengedepankan kepentingan masyarakat. Sebab untuk menggali informasi atau mempelajari sesuatu tidak mesti langsung datang ke tempat tujuan dalam bentuk kunker.
“Sekolah saja kan sampai sekarang masing daring, belum dibolehkan secara full untuk tatap muka di sekolah. Menurut saya dewan juga bisa, apalagi sekarang teknologi canggih, nggak perlu-perlu amat kunker. Anggarannya kan bisa untuk kepentingan yang lebih urgen,” ucapnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, di tengah makin merebaknya kasus positif Covid-19 di Kuningan, bahkan sampai-sampai ada korban meninggal diduga akibat Covid-19 di salah satu RS pemerintah, DPRD Kuningan malah gencar melaksanakan kunker ke luar daerah. Terbaru, DPRD mengunjungi Bandung, Subang dan Garut.
Setelah pulang dari ketiga daerah di Jabar tersebut, para anggota dewan yang tergabung dalam Banggar, kembali melakukan kunker ke luar daerah, yakni ke Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah. Tak hanya itu, Desember mendatang, seluruh anggota DPRD Kuningan direncanakan akan melakukan kunker ke luar Pulau Jawa, salah satunya ke Pulau Bali. (muh)