CIREBON – Progres revitalisasi Pasar Balong diharapkan dapat diselesaikan lebih cepat. Komisi II DPRD juga meminta Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan untuk meninjau ulang kerja sama dengan investor. “Mumpung dirut baru. Perumda Pasar harus tegas,” ujar Ketua Komisi II DPRD, Ir H Watid Sahriar, kepada Radar Cirebon, Jumat (25/9).
Watid menyampaikan, direksi yang saat ini harus lebih berani. Kerja sama dengan swasta dalam pengembangan pasar maupun investasi lainnya, agar dapat menjadi pelajaran. Komisi II DPRD bahkan telah mempelajari beberapa kontrak kerja sama. Dan dapat disimpulkan isinya terlalu lunak. “Ke depan harus ada pembenahan. Isi perjanjian terlalu lunak, jadi ada celah bagi mereka. Waktu tidak tegas, jadi akhirnya mereka main-main,” kata politisi Partai Nasdem itu.
Tidak hanya itu, kerja sama dengan investor yang dijalin Perumda Pasar juga kerap berujung masalah. Bahkan ini sudah berulang kali terjadi. Misalnya, rencana renovasi Pasar Kanoman yang justru batal. Kemudian yang terbaru adalah persoalan di Gunungsari Trade Center (GCT).
“Saya kira dari banyak kontrak dengan pihak swasta, selalu kita menilai gagal dan berkali kali Perumda Pasar tidak mampu bersikap tegas,” ujarnya.
Komisi II meminta agar ke depan kerja sama dalam investasi agar tidak melibatkan swasta. Perumda Pasar harus mandiri, karena bisa memanfaatkan pinjaman bank. Bahkan bila ditangani langsung, biaya produksi akan lebih murah. Kemudian keuntungan juga akan lebih signifikan untuk Perumda Pasar.
Sementara terkait dengan Pasar Balong, Komisi II masih belum melakukan pembahasan. Hanya saja dalam waktu dekat akan diagendakan hearing dengan direksi Perumda Pasar Berintan. Salah satu poinnya adalah menanyakan terkait Pasar Balong.
Di lain pihak, sudah sejak awal tahun lalu pelaksanaan proyek revitalisasi Pasar Balong terhenti. Dengan terhentinya proyek pengerjaan tersebut, pedagang hanya menempati lantai dasar.
Salah satu pedagang, Husin mengatakan, terhentinya proyek revitalisasi Pasar Balong memang sedikit banyak mempengaruhi tingkat kunjungan. Padahal, dirinya dan pedagang lain berharap supaya pasar kembali ramai.
“Tapi yang paling berpengaruh sih karena pandemi. Ya di mana- mana pasti terpengaruh. Kita hanya berharap bahwa pengembang juga aktif untuk meramaikan Pasar Balong,” ungkapnya.