CIREBON – Siapa saja yang bakal dipilih walikota untuk menduduki empat jabatan eselon II cukup menarik perhatian. Dari keempat posisi itu, dua posisi bakal diperebutkan dan bersaing ketat yakni DPRKP dan Satpol PP.
Di DPRKP nama seperti Agung Sedijono dan Khaerul Bahtiar cukup diperhitungkan. Keduanya memiliki latar belakang teknik. Yang menarik, saat Agung presentasi dan wawancara di depan pansel dia mendapat waktu cukup lama. Padahal, kandidat lain berkisar antara 20 menit.
Agung yang saat ini menjabat sebagai kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) juga pernah bertugas di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang menangani persoalan taman. Terutama sebelum adanya DPRKP.
Sementara Khaerul Bahtiar juga punya kans besar karena menjabat kepala Bidang Permukiman dan sekarang sedang menangani penataan kawasan Panjunan. Dengan demikian baik Agung maupun Khaerul punya peluang menjadi kepala dinas DPRKP.
Walaupun Agung maupun Khaerul menjadi nominator kuat, tapi ada kuda hitam yang bisa muncul di tikungan akhir. Adalah Sugiyanto. Walaupun bukan berlatar belakang teknik, namun Yanto, demikian biasa disapa pernah menjabat sebagai kepala seksi yang menangani penghijauan dan taman.
Bahkan Yanto saat itu dianggap berhasil menata dan melakukan penghijauan di kawasan perkotaan. Tidak kalah seru adalah posisi Satpol PP. Hampir dipastikan persaingan bakal ketat terutama untuk alumni APDN/STPDN.
Mereka adalah Edi Siswoyo yang sekarang menjabat sebagai camat Pekalipan, Uyung Heru Utomo yang menjabat camat Kejaksan dan Buntoro Tirto yang menjabat pelaksana tugas (plt) Satpol PP.
Dari sisi usia dan senioritas, Edi Siswoyo dan Uyung Heru Utomo satu angkatan. Sedangkan Buntoro Tirto adik tingkat dan terpaut cukup jauh. Sumber Radar Cirebon di lingkungan Balaikota menyebutkan, persaingan sengit sebenarnya ada di posisi Satpol PP.
Awal dari open bidding, diprediksi Sutikno AP MSi akan mendaftar di Satpol PP dan kandidat kuat. Sebab, dia juga pernah menjabat Sekretaris Satpol PP. Namun yang bersangkutan mendaftar open bidding di DLH. “Banyak yang memprediksi Sutikno di Satpol PP ternyata malah mendaftar DLH, jadi peta di Satpol PP menjadi sulit diprediksi,” ujar sumber tersebut.