JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, total kematian resmi global akibat virus corona (Covid-19) besar kemungkinan lebih kecil dari jumlah yang sebenarnya.
“Jumlah yang dilaporkan saat ini mungkin mencerminkan perhitungan yang keliru, baik menyangkut individu yang terinfeksi Covid-19 atau pun korban meninggal karenanya,” kata pakar senior kedaruratan WHO, Mike Ryan, dilansir Reuters, Selasa (29/9).
Menurut Ryan, perhitungan apa pun tidak dapat dilakukan secara sempurna. Kendati demikian, WHO tetap memastikan bahwa jumlah kematian akibat Covid-19 saat ini kemungkinan lebih kecil dari jumlah korban Covid-19 yang sesungguhnya.
Berdasarkan data Universitas John Hopkins di AS. Kematian akibat wabah virus corona secara global kini telah melampaui 1 juta jiwa. Jumlah itu dicatat di saat total kejadian infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi di seluruh dunia melebihi dari 33.270.000 kasus.
Sekitar seperlima dari kematian pasien Covid-19 itu terdapat di Amerika Serikat, yang sejauh ini jumlahnya sudah mencapai 205.031 jiwa. Brasil berada di urutan kedua, dengan total kematian sebanyak 142.058 jiwa.
Sementara, India di urutan ketiga dengan 95.542 jiwa dan Meksiko di urutan keempat dengan 76.430 jiwa. Inggris, ada di urutan kelima dengan kematian mencapai 42.090 jiwa hingga Senin (28/9) atau Selasa (29/9) WIB.
Kematian pasien Covid-19 pertama tercatat pada 9 Januari, yakni seorang pria berusia 61 tahun di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Korban diketahui sebagai pelanggan tetap di pasar basah di kota tersebut. Pasar itu telah diidentifikasi sebagai sumber wabah virus corona baru pertama di dunia yang kini menjadi pandemi.
Sejak korban pertama meninggal, butuh waktu 91 hari bagi dunia untuk melewati jumlah 100.000 kematian akibat Covid-19. Sementara, butuh waktu 16 hari berikutnya untuk mencapai jumlah kematian 200.000 jiwa, menurut hasil penghitungan Reuters dari laporan resmi pemerintah di seluruh dunia.
Jumlah korban Covid-19 terus bertambah hingga melampaui setengah juta jiwa pada akhir Juni. Penyakit pernafasan yang disebabkan oleh Covid-19 sangat berbahaya bagi orang tua atau lansia, meski orang dewasa dan anak-anak lainnya juga termasuk di antara kelompok yang juga dibunuh oleh virus corona baru itu.